Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau 63 puskesmas melaksanakan penyelidikan epidemiologi (PE) sebagai upaya pencegahan penularan kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Puskesmas segera melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kurang dari 1x24 jam setelah mendapatkan informasi adanya kasus DBD," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Imbauan wali kota itu merujuk pada surat edaran (SE) pemkot setempat tertanggal 15 Februari 2024, Nomor 400.79/3135/436.7.2/2024 tentang Antisipasi Peningkatan Kasus DBD di Musim Penghujan.
"PE", kata Eri, merupakan upaya penyelidikan atau investigasi yang menempatkan fokus pada penularan DBD.
Kegiatan itu meliputi pencarian identifikasi adanya kasus infeksi dengue dan atau kasus suspek infeksi lainnya.
Kemudian, pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah atau bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum yang berada dalam wilayah radius.
Wali Kota Surabaya menginstruksikan instansi di lingkungan pemkot setempat menyebarluaskan informasi perihal langkah pencegahan dan gejala DBD kepada masyarakat.
"Melalui media cetak atau elektronik ataupun penyuluhan secara langsung dengan fokus informasi tentang pencegahan dan tanda-tanda bahaya DBD," ujarnya.
Beberapa gejala seseorang terpapar DBD, seperti demam tinggi tanpa sebab 2-7 hari, bintik merah pada kulit, nyeri otot dan sendi, serta pusing, mual, muntah, nafsu makan menurun, serta nyeri ulu hati.
"Segera membawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya apabila ada keluarga masyarakat yang terkena DBD dan melaporkan ke puskesmas terdekat," kata dia.
Sementara itu, Eri juga menyatakan pencegahan kasus DBD oleh masyarakat bisa diawali dengan meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Masyarakat diminta melaksanakan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) secara masif dan konsisten, yakni dengan menunjuk juru pemantau jentik.
"Memberantas vektor penular penyakit DBD, yakni nyamuk aedes aegypti dengan melaksanakan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) secara rutin dengan kegiatan 3M PLUS," lanjutnya.
Pemkot Surabaya imbau penyelidikan epidemiologi cegah penularan DBD
Sabtu, 17 Februari 2024 12:28 WIB
Puskesmas segera melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kurang dari 1x24 jam setelah mendapatkan informasi adanya kasus DBD