Surabaya (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya mengamankan lima pengamen di bawah umur yang kedapatan menumpang truk di sekitaran Exit Tol Banyu Urip dan membawa senjata tajam.
“Kebetulan kami sedang mobile untuk memantau petugas di Traffic Light (TL), naluri saya keluar sebagai anggota Satpol PP saat melihat anak kecil nggandol di atas truk trailer,” kata Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Satpol PP Surabaya Dwi Hargianto dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.
Dwi menjelaskan, anak-anak yang mengamen tersebut berjumlah 10 orang dan sedang berganti tumpangan ke mobil pick up saat menuju arah bundaran Tol Margomulyo.
“Awalnya 10 anak, tapi karena mengetahui ada saya dan tim, mereka lari menghindari petugas, dan kami berhasil menjaring tiga pengamen ini,” kata Dwi.
Selain itu, pihaknya juga menanyakan kepada ketiga pengamen, yakni AF (12), HH (11) dan DA (11) untuk mengetahui letak berkumpulnya, tidak lama kemudian akhirnya mengamankan WA (16) di sekitar TL Balongsari.
“Karena sejak awal melihat mereka, fokus saya pada satu anak ini yang terlihat lebih dewasa ketimbang anak-anak ini,” ucapnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, salah seorang di antara keempat anak tersebut mengaku dipaksa minuman beralkohol jenis Arak Bali oleh temannya yang sedang dalam pencarian.
“Ternyata benar, satu anak yang saya ingin amankan itu benar mengkhawatirkan. Dia memaksa anak-anak yang lain minum alkohol, dan memang benar saat kami tanya bau mulut mereka sudah bau alkohol,” ujarnya.
Mengetahui hal tersebut, pihaknya melakukan pengejaran kepada AM (17) yang akhirnya ditemukan sedang menghindari petugas di Exit Tol Simo.
Setelah diamankan, AM kedapatan membawa sajam berjenis brass knuckle yang pada ujungnya terdapat silet kecil.
“Langsung kami bawa ke Mako Satpol PP untuk diamankan dan kami data, kami juga panggil DP3A untuk outreach anak-anak ini. Untuk barang bukti kami ikut amankan,” kata Dwi.
Dirinya juga menekankan kepada para petugas Satpol PP baik di wilayah Sukomanunggal dan di seluruh wilayah Surabaya untuk lebih menekan pengamanan terhadap anak-anak.
“Saya sampaikan ke rekan Praja karena Surabaya ini kota layak anak, jadi kita harus perhatikan betul anak-anak kita ini. Kenapa saya seperti ini, melakukan pengejaran dan penjangakauan, karena saya teringat anak saya yang seumuran mereka,” kata Dwi.
Dwi berharap warga Kota Surabaya juga turut bekerja sama membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk melaporkan jika mengetahui hal serupa.
“Ini tugas kita semua sebagai warga Surabaya, untuk bantuan bisa menghubungi kanal command center di 112, atau bisa melalui media sosial Satpol PP, sehingga masyarakat bisa memberikan informasi lewat kanal yang kita miliki,” ujar Dwi.