Said Aqil: Djan Faridz Pantas Jadi Menpera
Minggu, 23 Oktober 2011 21:10 WIB
Surabaya - Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil Siradj menilai politisi PPP Djan Faridz yang juga mantan Ketua PWNU DKI Jakarta itu pantas menjadi Menteri Perumahan Rakyat (Menpera).
"Sangat pantas, dia 'kan pengusaha sukses. Dia punya usaha properti, dia punya properti di Tanah Abang. Jadi, dia sudah pas," katanya setelah menandatangani prasasti Monumen Resolusi Jihad NU di Gedung PCNU Surabaya, Minggu.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi "reshuffle" (perombakan) kabinet yang baru saja dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, termasuk pergantian Menpera dari Suharso Monoarfa kepada Djan Faridz yang sama-sama politisi PPP itu.
Didampingi Rais Syuriah PCNU Surabaya KH Dzulhilmi Ghazali dan Ketua PCNU Surabaya KH Syaiful Chalim, ia mengharapkan perombakan kabinet akan menghasilkan pemerintahan yang lebih baik.
"Mudah-mudahan, (dengan 'reshuffle' itu) ke depan akan lebih baik," katanya.
Sebelumnya (20/10), Menpera Djan Faridz mengaku dirinya akan melanjutkan program Menpera sebelumnya, namun dirinya akan lebih memperhatikan kawasan perbatasan.
"Program (unggulan) saya adalah membangun rumah susun di perbatasan," katanya ketika mendampingi Ketua Umum DPP PPP H Suryadharma Ali membesuk KH Abdullah Faqih (pengasuh Pesantren Langitan, Tuban) di Graha Amerta RSUD dr Soetomo Surabaya.
Secara terpisah, Guru Besar Ilmu Akuntasi Unair Surabaya, Prof Dr Soegeng Soetedjo Ak, menilai pengembangan jabatan Mendiknas menjadi Mendikbud akan membuat pendidikan lebih fokus pada budaya.
"Pendidikan yang dikaitkan dengan budaya akan mendorong pendidikan yang lebih memperhatikan pada karakter, meski pendidikan 'soft skill' selama ini sudah ada, tapi akan lebih diarahkan," katanya.
Namun, katanya, pendidikan akan lebih objektif lagi dalam mencetak generasi muda bila otonomi diberikan sepenuhnya kepada dunia pendidikan seperti halnya dengan Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN).
"Tapi, negara memang harus melakukan peran kunci dalam PT BHMN agar kapitalisme pendidikan yang dikhawatirkan banyak orang tidak akan terbukti," kata Guru Besar ke-402 Unair yang dikukuhkan pada 22 Oktober 2011 itu. (*)