Surabaya (ANTARA) - "Wismilak Foundation" melalui program WISMILAK BERBAGI (Bersama Membangun Negeri) menyerahkan bantuan proteksi antimikroba untuk bus listrik G20 Surabaya kepada Wali Kota Eri Cahyadi di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sabtu.
"Sebagai aktivitas keberlanjutan di ranah kesejahteraan masyarakat, tahun ini kami memberikan bantuan proteksi antimikroba produk dari CoFilm Indonesia untuk lima bus listrik G20 Surabaya," kata Perwakilan Wismilak Foundation Anastesya Ftaraya.
Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari pemberian proteksi yang dilakukan untuk fasilitas pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya (RSUA).
"Tahun 2022 kami memberikan dukungan untuk fasilitas umum yang ada di Surabaya, yaitu RSUA, melalui pemberian cat pelapis dan stiker antivirus CoFilm+, yang telah teuji mampu membasmi berbagai jenis virus, bakteri bahkan jamur. Kami ingin memberikan kontribusi untuk masyarakat di masa pandemi yang saat itu masih rentan dalam penularan virus," katanya.
Selain itu, Anastesya menjelaskan bahwa produk proteksi ini merupakan inovasi hasil hilirisasi penelitian ITS dan merupakan solusi anak bangsa untuk Indonesia.
Pihaknya berkomitmen akan terus mendukung berbagai inovasi anak bangsa yang berdampak positif dan menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat.
Tidak berhenti pada pemberian proteksi untuk fasilitas umum kesehatan, tahun 2023 pihaknya memberikan proteksi untuk transportasi umum.
"Inovasi anak bangsa perlu kita dukung, karena ini merupakan solusi dan membantu masyarakat terkait pengendalian resistensi antimikroba di Indonesia. Yang dalam hal ini kami ingin membantu melalui pemberian proteksi antimikroba untuk transportasi umum," ujar Anastesya.
Sebagaimana diketahui, resistensi antimikroba juga menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang cukup mendesak.
Diambil dari data Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, resistensi antimikroba bahkan dapat menyebabkan kematian yang dapat mencapai angka 10 juta orang per tahun di tahun 2050, dengan distribusi di Asia dapat mencapai 4,7 juta.