Pameran yang berlangsung mulai tanggal 23 November hingga 26 Januari 2025 tersebut akan mempersembahkan karya ikonik dari seniman Mulyana, yaitu ‘Mogus’ yang diharap mampu membawa audiens untuk menikmati dan mengeksplorasi karya seniman asal Bandung tersebut.
“Dukungan dan kolaborasi bersama Orasis dan Mang Moel kami harapkan dapat memfasilitasi masyarakat, untuk lebih dekat dengan karya dan proses seni sehingga literasi seni rupa dapat menjangkau masyarakat luas,” kata Perwakilan Wismilak Foundation Anastesya Ftaraya dalam keterangannya, Senin.
Tidak hanya sebagai etalase karya seni rupa, Orasis Art Space juga mengemas program-program dalam event A Man, A Monster & The Sea by Mulyana, dengan berbagai sesi kreatif. Salah satunya adalah kolaborasi dunia pendidikan untuk anak-anak melalui lokakarya koding berbasis seni.
Lokakarya ini selain didukung oleh Wismilak Foundation, juga oleh Koding Akademi, sebuah pusat belajar koding dan robotik terbesar di Bali, yang juga sangat sangat peduli dalam kesetaraan pendidikan yang berkualitas di Indonesia.
“Sesuai dengan misi yang kami jalankan di Wismilak Foudation, tidak boleh ada yang tertinggal dalam mendapatkan akses dalam peningkatan kualitas hidup dan pendidikan, kami berharap dukungan kami di perhelatan A Man, A Monster & The Sea by Mulyana ini dapat mewujudkan misi kami tersebut,” tutur Anasteya.
Managing Director Orasis Art Center Surabaya Deby P. Dewi menyambut baik dukungan dan komitmen Wismilak Foundation dalam upaya memperkuat ekosistem kesenian di Surabaya.
“Melalui kerja sama ini, Orasis semakin yakin untuk terus konsisten memberikan edukasi tentang seni kepada masyarakat Surabaya,” katanya.
Penyelenggaraan lokakarya pendidikan berbasis seni diyakini Wismilak Foundation dapat meningkatkan literasi visual dan seni pada anak-anak.
Di luar itu, melalui pameran A Man, A Monster & The Sea by Mulyana, Wsimilak Foundation berharap even-even seni dapat makin marak di kota Surabaya, sehingga bisa membangkitkan apresiasi berkesenian, memperkuat ekosistem dan kolaborasi dan dapat dijangkau banyak kalangan.
Pada pameran kali ini, Mulyana atau yang akrab dipanggil Mang Moel, membawa pesan keseimbangan hubungan manusia dan alam melalui karya-karyanya melalui karaktek Mogus.
Karya dari Mang Moel sudah menjelajah tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri seperti di USC LA Fisher Museum, Los Angeles, Sapar Contemporary, New York, dan lainnya.