Surabaya (ANTARA) - Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menyebut kolaborasi melalui perluasan cakupan jaringan dengan seluruh pihak menjadi modal penting untuk mengarungi iklim kompetisi dunia bisnis di tengah era digital yang begitu ketat.
"Suatu bisnis perbankan tidak hanya sekadar tumbuh secara organik, namun perlu juga secara anorganik yang sudah diakomodir oleh regulator kami Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana salah satunya adalah dengan KUB," kata Busrul melalui keterangan resmi, Selasa.
Oleh karena itu, Bank Jatim melakukan kolaborasi melalui penandatanganan nota kesepahaman atau MoU bersama PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat Syariah.
Menurut dia kolaborasi juga menjadi langkah melakukan inovasi dan transformasi sebagai langkah program Misi Dagang dan Investasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Oleh karena itu dengan kerjasama ini semoga kita dapat menjaga semangat untuk tumbuh dan berkembang bersama-sama," ucapnya.
Dia berharap skema kerjasama Bank Jatim dan Bank NTB Syariah bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi, baik skala regional maupun nasional.
"Pastinya Bank Jatim tidak hanya suport permodalan tetapi juga di bidang lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank NTB Syariah Kukuh Rahardjo mengatakan antar bank pembangunan daerah punya tugas yang sama, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masing-masing provinsi.
"Tentunya ikhtiar ini akan terus berlanjut dan semoga ke depannya dapat berjalan dengan baik serta memberikan manfaat bagi kita semua," kata Kukuh.
Diketahui, penandatangan MoU yang digelar kedua bank daerah di Lombok Raya Hotel, Kota Mataram dalam rangka pemenuhan pelaksanaan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, serta sebagai usaha untuk memperkuat stabilitas sistem perbankan Indonesia.
Perjanjian kerjasama itu turut disaksikan oleh sejumlah pejabat dari dua provinsi, diantaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Komisaris Utama Bank Jatim Suprajarto, Komisaris Independen Bank Jatim Muhammad Mas'ud, dan Direktur Keuangan, Treasury dan Global Services Edi Masrianto.(*)