Pemprov Jatim (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur membekali sejumlah jurnalis pengetahuan sekaligus wawasan tentang peliputan di lokasi bencana.
"Peran media sangat dibutuhkan agar dapat menyampaikan informasi secara akurat terkait potensi ancaman, berikut penanganan, serta mitigasi bencana, yang sekaligus menumbuhkan optimisme di tengah masyarakat," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto saat paparan pembekalan.
Di tengah musim hujan dengan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, kegiatan yang berlangsung selama dua hari di kawasan Pegunungan Pacet, Kabupaten Mojokerto, 16 - 17 Februari ini memberi wawasan agar jurnalis mengutamakan keselamatan selama menjalankan tugas peliputan.
Diketahui, bencana hidrometeorologi silih berganti melanda beberapa daerah kabupaten/ kota wilayah Jatim sejak sekitar empat bulan yang lalu dan jurnalis telah hadir di lokasi bencana untuk memberitakan.
Menurut pengamatan BPBD Jatim, jurnalis peliput bencana kebanyakan masih mengabaikan keselamatan dan terlihat jarang yang mengenakan alat pelindung diri (APD), mulai dari helm, rompi berwarna terang atau cerah, sarung tangan, hingga sepatu boot di lokasi yang masih terbilang rawan terjadi bencana susulan.
Dalam kesempatan itu, jurnalis dibekali pelatihan pertolongan pertama gawat darurat dan mempraktikkannya.
Jurnalis juga diberi wawasan bahwa di lokasi bencana, jurnalis, begitu pula relawan bencana, akan bernasib sama sengsaranya dengan penyintas atau warga terdampak.
Salah satunya karena perekonomian di wilayah terdampak bencana akan lumpuh sehingga jurnalis diminta setidaknya menyiapkan bekal kebutuhan logistik yang mencukupi selama bertugas.
Gatot menuturkan demi keselamatan maka jurnalis selama menjalankan tugas peliputan diharapkan memahami norma-norma di wilayah bencana.
"Waspadai ancaman-ancaman yang bisa terjadi kalau ceroboh di lokasi bencana," tuturnya.
Mantan Kepala Biro Kesra Setdaprov Jatim tersebut juga berharap jurnalis dapat mengumpulkan data-data akurat di tengah sulitnya medan peliputan bencana.