Surabaya (ANTARA) - Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur kembali melakukan survei pemetaan potensi tanah bergerak dengan menggunakan pengukuran mikrotremor di 14 lokasi dan foto udara.
Pelaksana Tugas Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Dadang Iqwandy dalam keterangannya di Surabaya, Selasa, mengatakan sasaran survei kali ini kawasan SMKN 1 Doko Kampus 2 di Dusun Nyawangan, Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.
"Survei pemetaan tanah ini dilakukan atas permintaan BPBD setempat, lantaran ditemukan adanya potensi gerakan tanah pasca-kejadian longsor di area SMKN 1 Doko, 22 Januari 2025," ucapnya.
Ia menjelaskan survei mikrotremor metode untuk mengukur dan menganalisis nilai kerentanan tanah yang menggunakan seismograf.
Survei juga dilakukan di Dusun Pucang Sawit, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
Ia mengatakan kegiatan ini juga merespons laporan BPBD setempat atas potensi tanah bergerak yang muncul di lokasi kejadian, yakni adanya pergerakan lempeng tanah yang menimbulkan keretakan permukaan tanah seluas 100 meter dengan lebar antara 10-40 centimeter.
Di lokasi ini, Tim BPBD Jatim melakukan survei mikrotremor di sejumlah titik dengan dilengkapi foto-foto udara.
"Kami juga melakukan susur sungai untuk mengetahui potensi banjir bandang yang disebabkan adanya bendung alam di aliran sungai tersebut," ujar Dadang Iqwandy.
Khusus terkait tanah bergerak, ia mengatakan, dalam dua bulan terakhir pihaknya memang telah menggencarkan survei pemetaan tanah bergerak.
Pada awal tahun ini, Tim BPBD Jatim telah melakukan survei pemetaan di enam lokasi potensi tanah bergerak yang tersebar di enam daerah, yakni SMKN 1 Doko, Kabupaten Blitar, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Desa Plaosan, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo.
Selain itu, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, dan Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
"Masih ada dua lokasi lagi yang berpotensi terjadinya gerakan tanah yang belum kita survei," katanya.
Berdasarkan data Pusdalops PB BPBD Jatim, potensi tanah bergerak di Jawa Timur pada 2024 tercatat 12 titik.
"Jumlah kejadian itu dimungkinkan akan meningkat mengingat maraknya potensi gerakan tanah yang terjadi pada tahun ini," katanya.