Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Batu memulai program Gerakan Tanam sebagai salah satu upaya mengendalikan inflasi daerah serta memperkuat ketahanan pangan.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Jumat, mengatakan salah satu bahan pangan yang bisa memicu terjadinya inflasi, adalah cabai, sehingga gerakan tanam kali ini diharapkan mampu menjadi salah satu langkah untuk mengatasi hal tersebut.
"Bawang merah dan cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang menyumbang inflasi tertinggi di Indonesia. Untuk itu, perlu ada gerakan nyata untuk pencegahan inflasi khususnya di Kota Batu," katanya.
Dewanti menjelaskan, Gerakan Tanam tersebut dimulai dengan pembagian sejumlah bibit kepada masyarakat. Beberapa jenis bibit yang dibagikan tersebut antara lain adalah cabai, jagung, ubi dan singkong.
Menurutnya, ada sebanyak 1.500 bibit tanaman pangan yang dibagikan oleh Pemerintah Kota Batu.
Rencananya, bibit-bibit tersebut akan ditanam di tanah kas desa yang tersebar di berbagai wilayah kota setempat.
"Nanti ketika 3-6 bulan lagi panen, hasil panen tidak dijual. Melainkan dibagikan ke masyarakat yang pada akhirnya menjadi upaya untuk menekan inflasi, sekaligus memperkuat ketahanan pangan Kota Batu," ujar Dewanti.
Peluncuran Gerakan Tanam tersebut, lanjutnya, sekaligus menandai dimulainya program gerakan tanam cabai dan pemanfaatan pekarangan oleh masyarakat, yang dimulai dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya di lingkungan Pemerintah Kota Batu.
"Seluruh ASN sudah diimbau untuk menanam setidaknya lima bibit cabe besar maupun kecil. Nantinya, akan dilakukan sidak untuk melihat kondisi bibit cabe tersebut," katanya.
Kota Batu mulai program Gerakan Tanam untuk kendalikan inflasi
Jumat, 9 September 2022 21:18 WIB
Untuk itu, perlu ada gerakan nyata untuk pencegahan inflasi khususnya di Kota Batu