Surabaya (ANTARA) - Warga Kota Surabaya saat ini sudah bisa memanfaatkan aplikasi belanja daring "e-Peken" buatan pemerintah kota setempat untuk keperluan belanja kebutuhan sehari-hari.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser di Surabaya, Selasa, mengatakan jika selama ini transaksi belanja daring melalui e-Peken hanya dikhususkan untuk aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemkot Surabaya, kini aplikasi itu sudah bisa diakses masyarakat umum.
"Kami sudah meningkatkan statusnya tidak hanya untuk ASN, tapi juga bagi publik. Jadi, warga Surabaya atau siapa saja bisa belanja melalui e-Peken," kata Fikser.
Pihaknya terus mengoptimalkan e-Peken untuk mendongkrak ekonomi kerakyatan, utamanya toko kelontong dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari keluarga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Meski e-Peken masih berbasis web mobile, Fikser memastikan ke depan akan diupayakan agar bisa berbasis APK Android dan IOS. Namun, untuk sementara ini pihaknya akan lebih fokus mempromosikan e-Peken kepada masyarakat luas.
"Semoga kehadiran e-Peken melalui web mobile ini bisa diketahui masyarakat luas dan bisa belanja di situ sebagai bentuk gotong-royong warga Surabaya karena yang berjualan di e-Peken juga warga MBR," ujarnya.
Fikser menjelaskan transaksi pembelian melalui e-Peken bagi ASN dan masyarakat umum memang sedikit berbeda.
Untuk ASN, transaksi pembelian wajib mengisi Nomor Induk Kependudukan (NIK), sedangkan masyarakat umum cukup menggunakan verifikasi kode pembelian.
"NIK ini untuk mendeteksi ASN itu belanja atau tidak di e-Peken. Nah, kalau untuk warga itu kami lepas, tetapi proses di balik itu tetap kami kontrol," katanya.
Untuk itu, pihaknya juga berharap kepada masyarakat agar dapat mendukung program ekonomi kerakyatan tersebut. "Jadi, silakan warga Surabaya. Kami berharap ayo membantu program pemerintah melalui e-Peken untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan," ujarnya.
Hingga saat ini, ada sebanyak 1.737 pedagang yang terdaftar di e-Peken. Ribuan pedagang itu terdiri dari 820 toko kelontong, 751 pelaku UMKM, 165 Sentra Wisata Kuliner (SWK) dan ditambah 1 Rumah Daging.
Para pedagang ini sebelumnya telah melalui kurasi yang dilakukan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya.
Dalam e-Peken tersebut, kata Fikser, warga bisa memilih beragam toko kelontong yang menyediakan berbagai bahan kebutuhan pokok. Bahkan pula, warga juga dapat memilih lokasi toko yang terdekat dengan domisili rumahnya.
"Di e-Peken tersedia juga produk-produk UMKM, mulai dari fashion, handycraft hingga kuliner. Jadi, warga bisa memilih ambil produknya di toko langsung atau bisa menggunakan jasa antar," kata Fikser.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya Devie Afrianto pada kesempatan sebelumnya mengatakan selama sebulan penuh pada Januari 2022 total transaksinya sekitar Rp480 juta.
"Jika dipersentase dari Januari ke pertengahan Februari, ada peningkatan sekitar 500 persen. Itu jumlah transaksi dari 5.481 ASN yang berbelanja di toko kelontong yang terdaftar di e-Peken," katanya.
Warga Surabaya kini bisa manfaatkan e-Peken untuk belanja kebutuhan harian
Selasa, 12 April 2022 10:00 WIB