Bojonegoro (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengharapkan Jembatan Terusan Bojonegoro-Tuban (TBT) dapat mempengaruhi sektor ekonomi dan interaksi sosial, sekaligus sebagai sarana akses dan konektivitas kedua kabupaten.
"Termasuk membuka kawasan baru dan mempermudah akses masyarakat untuk keluar masuk antardaerah," ujar Khofifah di sela peresmian Jembatan Terusan Bojonegoro-Tuban di Bojonegoro, Rabu.
Dengan adanya jembatan penghubung Kecamatan Kanor (Bojonegoro) dengan Kecamatan Rengel (Tuban) tersebut maka mempermudahkan masyarakat yang semula melakukan jual beli di Pasar Rengel maupun Pasar Kanor.
Bahkan, beberapa waktu lalu tidak jauh dari dibangunnya Jembatan Terusan Bojonegoro-Tuban, ada kasus perahu tradisional penyeberangan mengalami kecelakaan dan menimbulkan korban jiwa.
"Biasanya menggunakan perahu dan harus melintasi Sungai Bengawan Solo. Masyarakat Bojonegoro yang ingin ke Tuban atau sebaliknya sekarang dapat lebih mudah, aman dan cepat," ucapnya.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu juga menjelaskan dengan meluasnya akses Bojonegoro-Tuban yang secara resiprokal atau saling berbalasan maka lembaga pendidikan dan sektor UMKM akan semakin luas di sekitar terusan Bojonegoro dan Tuban.
Peresmian Jembatan Terusan Bojonegoro-Tuban ditandai dengan penekanan tombol bersama-sama oleh Gubernur Jatim, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
"Atas nama kita semua, Jembatan Terusan Bojonegoro-Tuban, saya resmikan dengan mengucapkan Basmallah," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Sementara itu, turut hadir Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah dan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky serta beberapa pejabat forkopimda setempat.
Jembatan yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo tersebut dibangun sejak April 2021 dengan memiliki panjang 210 meter, lebar jalur kendaraan tujuh meter meter dan 2 x 1 meter untuk trotoarnya.