Lumajang (ANTARA) - Ketua Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI A.A. La Nyalla Mahmud Mattalitti mendukung investasi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dengan tetap menjaga kearifan lokal.
"Kami mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Lumajang yang menyiapkan peraturan daerah (perda) untuk membuka iklim investasi, namun harus tetap menjaga kearifan lokal," katanya saat menjadi pembicara utama di Seminar Nasional dengan tema 'Peran Pondok Pesantren dalam Kemajuan Indonesia' yang digelar Institut Agama Islam (IAI) Syarifuddin Lumajang, Kamis.
Menurutnya sudah sepatutnya semua daerah, termasuk Lumajang membuka diri terhadap hadirnya investasi, namun berharap Lumajang tetap bisa menjaga kearifan lokal dan mengedepankan karakteristik daerah.
“Sebagaimana daerah lain, Lumajang memang perlu membuka diri untuk mengembangkan setiap potensi daerah. Potensi yang dimiliki Lumajang harus dapat dimanfaatkan untuk membantu menciptakan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Ia mengatakan Lumajang memiliki karakteristik yang religius dan sangat kental dengan nilai-nilai Islami, sehingga karakter tersebut menjadi warna dalam setiap aktivitas ekonomi dan lainnya yang harus tetap dijaga, meskipun investasi sudah dibuka.
LaNyalla menilai Institut Agama Islam Syarifuddin bisa memainkan peran karena sebagai lembaga pendidikan kampus dan pesantren yang mendidik karakter keislaman.
"Oleh karena itu, IAI Syarifuddin diharapkan dapat memberikan masukan-masukan di dalam perda-perda yang dibuat di DPRD Lumajang," katanya.
Ia juga menyampaikan pentingnya peran pesantren dalam kemajuan Indonesia, bahkan dalam kelahiran negara karena peran yang dimainkan para kiai dan pondok pesantren menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari NKRI.
"Bahkan mereka telah berperan sebelum kemerdekaan Indonesia, sehingga tidak perlu diragukan lagi, manfaat dan kontribusi pondok pesantren dalam kemajuan Indonesia," ujarnya.
Menurutnya peran pesantren dapat dirasakan hingga kini karena pondok pesantren tetap menjadi prototype institusi masyarakat madani, sehingga kalau dibedah dari analisa ideologi, ekonomi, sosial dan budaya, pondok pesantren masih menjadi institusi yang paling konkret memberikan sumbangsihnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu mengatakan pondok pesantren saat ini juga sudah memasuki ruang ekonomi melalui koperasi pondok pesantren dan usaha-usaha di sektor pertanian, peternakan dan lainnya.
"Bahkan beberapa pesantren telah mencatat sukses mengembangkan sektor usaha melalui koperasi pondok pesantren, hanya perlu dilakukan secara lebih luas karena belum semua dari puluhan ribu pondok pesantren di Indonesia mampu membesarkan skala bisnisnya," katanya.