Banyuwangi (ANTARA) - Inovasi Kartu Ternak Elektronik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, (e-Nak Wangi) berhasil meraih penghargaan TOP 30 kompetisi inovasi pelayanan publik (Kovablik) Jawa Timur 2020.
Kartu Ternak Elektronik Banyuwangi ini memberikan informasi data riwayat ternak sapi sebagai jaminan kesehatan ternak dan bisa melihat riwayat sapi cukup dengan mengunduh aplikasi QR and Barcode Scanner di smartphone untuk mengetahui detail riwayat data sapi dan kepemilikan.
"Alhamdulillah kami bersyukur inovasi dari Banyuwangi kembali menorehkan prestasi. Kali ini dari pemerintah Provinsi Jatim yakni penghargaan TOP 30 Kovablik dengan inovasi kartu ternak elektronik. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Ibu Gubernur Khofifah kepada Kepala Dinas Pertanian beberapa waktu lalu di Surabaya," ujar Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin.
Ia mengemukakan sebelum mencapai TOP 30, inovasi e-Nak Wangi ini bersaing dengan ratusan inovasi dari 36 kota/kabupaten di Jawa Timur, Bupati Anas secara langsung melakukan presentasi tentang kartu e-Nak Wangi di hadapan dewan juri yang terdiri atas akedemisi, media hingga aktivis pemerhati reformasi birokrasi.
Bupati Anas menjelaskan kartu e-Nak Wangi merupakan inovasi daerah di bidang peternakan yang memuat data tentang ternak, khususnya sapi.
Melalui kartu ini, lanjut dia, sapi yang terdaftar akan terpantau usia, data kepemilikan, kesehatan hingga riwayat kehamilan. Sehingga peredaran dan perkembangan sapi akan terdata dengan baik.
"Kartu e-Nak Wangi ini bisa diistilahkan sebagai sertifikatnya ternak. Kalau tanah yang bersertifikat tentunya lebih terjamin daripada yang belum bersertifikat, begitu juga dengan ternak yang sudah memiliki e-Nak ini," ucapnya.
Katanya, sapi yang sudah terdata lalu dipasangi barcode yang dikalungkan di lehernya, siapa pun bisa melihat riwayat sapi cukup dengan mengunduh aplikasi QR and Barcode Scanner di smartphone untuk mengetahui detail riwayat data sapi dan kepemilikan.
Dengan memindai barcode yang dikalungkan di sapi, datanya akan muncul melalui laman resmi Pemkab Banyuwangi di smartphone.
"Jadi, dengan menggunakan sistem barcode semua riwayat sapi bisa terlihat. Dan ini tidak mungkin tertukar karena detail fisik sapi mulai dari tanduk, moncong dan lainnya sudah difoto. Termasuk titik koordinat (berdasar GPS) keberadaan sapi itu sendiri," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan menjelaskan bahwa kartu ini memberi banyak keuntungan, baik untuk peternak maupun pembelinya. Bagi peternak, selain riwayat ternaknya tercatat rapi, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan kesehatan hewan ternaknya.
"Pembeli juga untung, mereka yang akan membeli ternak akan terhindar dari upaya penipuan. Karena riwayat kesehatan sapi akan terpantau melalui kartu tersebut. Misalnya pernah beranak berapa kali, pernah sakit, produktif atau tidak dan lainnya. Kartu kepemilikan ternak ini terkoneksi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK/e-KTP) pemilik," katanya.
Data diperoleh, saat ini sebanyak 20.500 dari total 126 ribu ekor sapi di daerah telah terdata dalam e-Nak Wangi, dan ditargetkan pada 2021 semua ternak sapi telah memiliki e-Nak.
Kartu e-Nak juga terkoneksi dengan asuransi yang melindungi peternak dari kerugian saat sapi meninggal atau dicuri. Asuransi itu subsidi dari APBN. (*)
Inovasi e-Nak Banyuwangi raih penghargaan TOP 30 Kovablik Jatim 2020
Senin, 16 November 2020 17:14 WIB