Trenggalek(Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menggalakkan kegiatan pengasapan (fogging) demi mencegah penularan wabah demam berdarah di daerah tersebut.
Kepala Dinkesdalduk Kabupaten Trenggalek Sugito Teguh melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular M Jarot Widiatmoko di Trenggalek, Jumat, menyebutkan, fokus pengasapan sementara ini gencar dilakukan di tiga kecamatan yang terdeteksi muncul korban demam berdarah.
"Tindakan pengasapan terus kami koordinasikan dengan jajaran puskesmas, terutama yang daerahnya ditemukan kasus demam berdarah," ujarnya.
Di wilayah Puskesmas Rejowinangun, misalnya, sampai saat ini sudah empat kali dilakukan pengasapan. Sementara di wilayah Puskesmas Gandusari dan Baruharjo masing-masing satu kali.
Namun, pemberantasan dengan cara tersebut kurang efektif, mengingat hanya bisa membunuh nyamuk dewasa, sehingga jentik-jentik nyamuk atau nyamuk dewasa yang berhasil sembunyi dari asap masih bisa hidup.
Kegiatan fogging harus dilakukan dengan berbagai ketentuan, bukan hanya atas permintaan. Salah satu syarat fogging, di wilayah tersebut harus positif ada warga yang terjangkit DBD, juga ada penularannya sebab bisa saja virus DBD yang dibawa dari daerah lain.
"Karena itu, cara yang paling efektif untuk memberantas wabah DBD adalah dengan PSN (pembersihan sarang nyamuk)," ujar Jarot.
Berdasar data Dinkesdalduk Kabupaten Trenggalek, dari 22 puskesmas yang ada di 14 kecamatan setempat, tercatat sudah ada 15 pasien demam berdarah yang dirawat di puskemas dan rumah sakit.
Pasien DBD itu mayoritas tersebar di wilayah tiga puskesmas, yakni Puskesmas Baruharjo, Gandusari, dan Rejowinangun.
"Makanya, karena kejadian seperti itu, kami berharap masyarakat jangan terlena dan selalu mengantisipasi terkait kemungkinan ada jentik-jentik nyamuk yang berpotensi menyebabkan penyakit DBD," jelasnya. (*)
Baca juga: Dua Warga di Madiun Meninggal Akibat Demam Berdarah