Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, Jawa Timur, meminta penanganan pasien penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di seluruh fasilitas kesehatan (faskes) di daerah setempat untuk ditingkatkan demi menekan angka penyebaran kasus.
"Target kita semua adalah penanganan kasus DBD lebih baik. Mulai dari pencegahan hingga penanganan kegawatdaruratan pasien harus dilaksanakan sesegera mungkin dan jangan sampai pasien menunggu lama untuk ditangani," kata Bupati Pasuruan Rusdi Sutedjo dalam keterangan di Pasuruan, Selasa.
Permintaan tersebut disampaikan Rusdi saat memberikan pengarahan pada seluruh Kepala Unit Organisasi Bersifat Fungsional (UOBF) Puskesmas di seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan.
Menurutnya, jumlah kasus DBD di Kabupaten Pasuruan dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan yakni sebanyak 724 kasus pada 2023 dan 824 kasus pada 2024.
Bahkan, Rusdi menjelaskan selama Mei 2025 ini tercatat sudah ada 169 orang yang dilaporkan positif DBD dengan satu warga dinyatakan meninggal dunia.
Berdasarkan hal itu, Rusdi meminta semua pihak untuk bersama-sama bergerak cepat dalam memberantas penyakit DBD agar kasusnya tidak terus bertambah.
Ia meminta seluruh elemen mulai dari petugas kesehatan dari puskesmas atau Dinas Kesehatan, pemerintah desa dan kelurahan hingga masyarakat itu sendiri.
Rusdi mengimbau seluruh puskesmas wajib melakukan tindakan pencegahan seperti penyuluhan kepada masyarakat dan mencari pasien yang diduga terpapar DBD dengan tujuan utama mengurangi angka kasus dan mencegah komplikasi serius hingga kematian akibat DBD.
Ia juga meminta pelaksanaan pengasapan atau fogging dapat dilaksanakan maksimal dua hari setelah kasus merebak di suatu wilayah.
Ia mendorong masyarakat melakukan gerakan menutup, menguras, dan membersihkan bak mandi atau tempat-tempat yang digenangi air guna meminimalisir potensi perkembangbiakan hewan nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue penyebab DBD.
"Dengan tindakan yang cepat dan tepat, saya harap kasus DBD di Kabupaten Pasuruan dapat dikendalikan dan risiko kematian akibat DBD dapat diminimalisir," kata Rusdi.