Malang Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Jawa Timur Husnul Muarif mengatakan penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dilakukan dengan mengintensifkan penerapan metode 3M plus bersama masyarakat di wilayah setempat.
Husnul di Kota Malang, Senin, mengatakan metode yang digunakan tersebut bertujuan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD.
"Upaya pencegahan DBD di Kota Malang masih dengan mengintesifkan 3M plus, yaitu menguras, menutup tempat penampungan air dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas," kata Husnul.
Kemudian, tiga metode itu dibarengi langkah mencegah gigitan nyamuk, seperti menggunakan lotion anti nyamuk, memasang kelambu, hingga memelihara ikan pemakan jentik.
"Upaya yang intensif itu dilakukan adalah kampanye Malang Resik, Gak Onok Jentik," ucapnya.
Dinas kesehatan setempat juga menyelenggarakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak di 57 kelurahan, mulai 1-16 November 2024.
"Kami juga sosialisasi ke sekolah melalui puskesmas dan membentuk juru pemantau jentik atau jumantik di sekolah," ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat, angka DBD di Kota Malang hingga Oktober 2024 mencapai 657 kasus, dari jumlah itu empat orang dinyatakan meninggal dunia.
Sedangkan, sepanjang 2023 jumlah kasus DBD di Kota Malang sebanyak 462 kasus dan empat orang diantaranya meninggal dunia.
Ditanya soal gejala demam berdarah, Husnul menjelaskan bahwa seseorang yang terjangkit penyakit karena nyamuk aedes aegypti itu mengalami demam tinggi. Tetapi yang perlu diwaspadai adalah siklus pelana kuda.
Lebih lanjut, siklus pelana kuda memiliki beberapa fase, yakni demam, kritis, dan pemulihan.
Untuk fase demam pada orang yang terjangkit DBD terjadi pada hari pertama sampai ketiga dengan suhu bisa sampai 40 derajat selsius.
"Setelahnya demam akan turun tetapi perlu asupan cairan dan makanan yg bergizi, karena siklus tersebut merupakan fase kritis dari demam berdarah," ujarnya.
Ketika memasuki fase penyembuhan, seseorang yang terserang DBD suhu tubuhnya akan kembali mengalami kenaikan.
"Tetapi tetap siklus pelana kuda sangat perlu diwaspadai," katanya.