Jember (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Jember menggelar bursa kerja atau "job fair" untuk warga berkebutuhan khusus atau difabel dan perempuan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang dilaksanakan di Alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.
Selain bursa kerja untuk difabel, peringatan Hari Disabilitas Internasional yang bertema "Jember Inklusi dan Ramah Disabilitas" juga dimeriahkan dengan jalan sehat disabilitas, penampilan seni dari anak-anak berkebutuhan khusus, dan pameran produk usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM) disalibitas yang dihadiri Bupati Jember Faida
"Job fair itu baru pertama kali digelar dan mungkin pertama kali di Indonesia. Bursa kerja ini menyediakan lowongan kerja khusus bagi kaum difabel dan perempuan yang menyediakan lebih dari 500 peluang kerja di berbagai perusahaan di Jember dan sekitarnya," kata Bupati Jember Faida.
Dari 500 peluang kerja tersebut, ada 72 lowongan yang khusus untuk kaum difabel di Kabupaten Jember dan pemkab memberikan apresiasi yang tinggi kepada perusahaan yang menyediakan lowongan kerja kepada warga berkebutuhan khusus.
"Ketentuan dalam peraturan daerah dan peraturan bupati mewajibkan perusahaan untuk memberikan kesempatan kerja minimal satu persen kepada difabel," tuturnya.
Menurut Faida, lowongan kerja itu disesuaikan dengan kondisi dan kompetensi yang dimiliki para difabel, sehingga diharapkan lowongan yang tersedia itu dapat diisi para difabel di Jember.
"Sejatinya, mereka juga mempunyai potensi yang luar biasa apabila bisa ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kondisi dan potensinya," ujarnya.
Job Fair Perempuan dan Difabel yang digelar di Kabupaten Jember itu juga menyediakan layanan administrasi kependudukan bagi pelamar yang kekurangan syarat administrasi, bahkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai penyelenggara melayani permohonan kartu kuning bagi pencari kerja.
Ketua Dewan Pertimbangan Perpenca (Persatuan Penyandang Cacat) Jember Asrorul Mais memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Jember yang menggelar bursa kerja untuk warga berkebutuhan khusus itu.
"Ini yang sudah lama kami tunggu. Terkait penyelenggaraan bursa kerja itu, saya memberikan catatan sebagai masukan untuk penyelenggaraan job fair berikutnya, karena sebaiknya sebelum menggelar kegiatan itu, diadakan pertemuan antara difabel pencari kerja dengan perusahaan," katanya.
Ia mengatakan hal itu untuk menyamakan pandangan, karena berdasarkan pantauan di lapangan, difabel Jember masih merasa kurang percaya diri karena takut dengan kualifikasi pendidikan yang disyaratkan perusahaan, mengingat pendidikan para difabel secara umum tidak tinggi.
"Pekerjaan kan yang dibutuhkan sebenarnya adalah skill, bukan pendidikan. Namun, kualifikasi itu perlu juga," katanya, menambahkan.(*)
Video Oleh Zumrotun Solichah