Blitar (ANTARA) - Kepolisian Resor Blitar menangani warga meninggal saat mencari ikan dalam kegiatan "flushing" atau penggelontoran sedimen Bendungan Wlingi dan Lodoyo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Kepala Seksi Humas Polres Blitar Ipda Putut Siswahyudi di Blitar, Minggu, menyebutkan korban, KSN (67), warga Dusun Serut, Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
"Korban ini mencari ikan di pinggir Sungai Brantas di Dusun Serut karena ada kegiatan 'flushing' oleh Jasa Tirta. Tiba-tiba korban jatuh dengan cara merangkul orang yang berada di depannya," katanya.
Ia mengatakan saksi kejadian tersebut membantu korban dengan cara menelentangkan di tanah, namun korban diketahui telah meninggal dunia.
Ia mengatakan berdasarkan keterangan saksi, korban sedang mencari ikan sekitar 30 menit. Saat itu, korban mencari ikan dengan cara melewati atau menceburkan diri di lumpur yang keras.
Pihaknya memperkirakan korban capai saat mencari ikan sehingga meninggal dunia.
"Saat mencari ikan, korban melewati atau mencebur di lumpur yang keras. Diperkirakan korban kecapaian karena tempat mencari ikan yang berlumpur," kata dia.
Saksi dan warga lainnya juga langsung menghubungi polisi dan petugas medis di area Jasa Tirta. Petugas langsung ke lokasi dan mengevakuasi tubuh korban.
Petugas medis juga memeriksa tubuh korban dan hasilnya tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Setelah selesai pemeriksaan medis dan administrasi lainnya, jenazah diserahkan kepada keluarga.
Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan flushing di Bendungan Wlingi dan Lodoyo, Kabupaten Blitar untuk mengurangi sedimentasi sehingga daya tampung waduk lebih maksimal.
Kegiatan ini selama satu pekan, yakni 27 April hingga 3 Mei 2025. Dalam realisasinya, pintu air Bendungan Wlingi dan Lodoyo dibuka semua dengan harapan flushing lebih optimal.
Vice Presiden Regional 1 Perum Jasa Tirta I Ganindra Adi Cahyono meminta masyarakat berhati-hati. Biasanya saat flushing banyak masyarakat yang memanfaatkan dengan mencari ikan sebab mudah ditangkap, namun di sisi lain debit air yang mengalir tinggi.
"Tentu kearifan lokal ini harus dibarengi dengan kehati-hatian dan kewaspadaan karena debit yang mengalir di sungai dan sangat besar dan deras. Kecepatannya bisa hanyutkan orang sehingga bisa menimbulkan kerugian yang tidak kita inginkan," kata dia.