Jember (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember, Jawa Timur, menggelar simulasi gempa bumi tektonik berkekuatan 7,6 pada Skala Richter (SR) yang digambarkan menyebabkan sejumlah gedung rusak berat dan banyak menelan korban meninggal serta luka-luka.
Simulasi di sekitar alun-alun Kabupaten Jember itu digelar seusai apel Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang bertema "Siaga Bencana Dimulai dari Diri Kita, Keluarga, dan Komunitas" yang dipimpin oleh Bupati Jember Faida.
"Kabupaten Jember merupakan daerah rawan bencana di Jatim, termasuk gempa bumi, sehingga kami menggelar simulasi gempa bumi tersebut dengan melibatkan banyak pihak secara mandiri, yakni sekitar 7.000 orang," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jember Widi Prasetyo.
Dalam simulasi tersebut digambarkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD dengan sigap membuat tenda untuk korban gempa dalam hitungan menit, kemudian menyelamatkan korban gempa yang berada di sejumlah perkantoran, bank, dan sekolah yang berada di sekitar alun-alun Jember.
"Simulasi itu digelar di 16 titik gedung seperti perkantoran, jasa usaha, pemerintahan, perbankan, dan sekolah yang bertujuan menyiapkan sejak dini kemampuan individu dalam menyelamatkan diri saat terjadi bencana gempa bumi yang cukup dahsyat," tuturnya.
Bahkan korban gempa yang berada di salah satu bank di sekitar alun-alun harus dievakuasi secara vertikal dengan menggunakan tali oleh tim SAR profesional yang ahli dalam bidang tersebut, sehingga prioritas pertama adalah menyelamatkan korban gempa yang masih hidup.
"Semua pihak terlibat dalam proses simulasi itu mulai dari tim BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, sukarelawan, masyarakat, pihak perbankan, perkantoran, Dinas Kesehatan, dan rumah sakit di kawasan kota, sehingga saling membantu untuk mengevakuasi korban ke lokasi yang sudah ditentukan yakni di alun-alun Jember," katanya.
Berdasarkan data dari BMKG, lanjut dia, ancaman gempa bumi hampir terjadi setiap hari di Indonesia, bahkan dalam sehari bisa berpotensi menimbulkan gempa bumi sebanyak tiga kali di daerah yang berbeda.
"Berdasarkan survei yang pernah dilakukan di Jepang yang merupakan negara yang sering mengalami bencana alam, bahwa masyarakat di sana mampu meminimalisir korban bencana dengan memiliki kemampuan evakuasi mandiri. Hal itu yang ingin kita bangun di Jember," ujarnya.
Widi menjelaskan 248 desa/kelurahan yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Jember hampir semua memiliki potensi rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, tsunami, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi, dan lainnya.
"Kami berharap dengan simulasi tersebut dapat menciptakan kesiapsiagaan di masing-masing individu karena yang bisa menyelamatkan dari bencana alam untuk pertama kalinya adalah individu itu sendiri," katanya.
Tidak hanya simulasi gempa bumi yang dilakukan dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional di Kabupaten Jember, namun simulasi bencana banjir bandang dan tanah longsor juga dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat di daerah rawan banjir bandang dan longsor di perkebunan Kalijompo, Kecamatan Sukorambi.(*)
Video Oleh Zumrotun Solichah
Begini Simulasi Gempa Bumi 7,6 SR Mengguncang Jember (Video)
Kamis, 26 April 2018 15:00 WIB
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan di Jepang yang merupakan negara yang sering mengalami bencana alam, bahwa masyarakat di sana mampu meminimalisir korban bencana dengan memiliki kemampuan evakuasi mandiri. Hal itu yang ingin kita bangun di Jember