"Transformasi ekonomi ini kalau bisa digenjot dan dipercepat akan lebih bagus, dari yang sebelumnya yang lebih banyak bergerak di bidang informal menjadi formal. Dengan berstatus formal akan memudahkan pengusaha untuk bersaing, bahkan lebih bankable," kata Menakertrans di sela membuka Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Transformasi ekonomi dari informal menjadi formal ini, lanjutnya, harus terus didorong dan dilakukan secara terus menerus. Memang, pada tahun ini mulai banyak yang menggunakan sisten ekonomi digitalisasi. Kelemahan sistem digitalisasi ini, banyak usaha "online" yang tidak terdeteksi.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah terus berupaya melakukan pendataan. "Kami akan berupaya terus menelusuri berbagai jenis usaha, identitas pemilik maupun distribusi penjualannya karena pasti ada dampaknya pada perekonomian masyarakat, bahkan secara nasional," ujarnya.
Dengan adanya data tersebut, kata Hanif, kontribusi terhadap pendapatan nasional pasti ada. Lebih-lebih, jika ada sinergi antara usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan perusahaan-perusahaan. "Tentunya perusahaan ini memainkan perannya sesuai kapasitas dan ranah masing-masing," ujarnya.
Menyinggung kesiapan UMKM, termasuk tenaga kerjanya dalam menghadapi globalisasi, Hanis mengaku sdah sangat siap, bahkansekarang UMKM tidak lagi "bermain" di kancah konvensional, tetapi sudah menggunakan teknologi dalam melakukan pekerjaannya, termasuk pemasaran produknya.
"Jangan salah, UMKM ini sekarang sudah merambah dunia teknologi modern. Mereka mendesain produknya dengan alat-alat morn dan memasarkannya sudah lewat sistem digitalisasi dan media sosial, seperti face book dan instagram," ucapnya.
Pada kesempatan itu Menakrtrans memnta dunia usaha lebih responsif dan bersungguh-sungguh dalam membina UMKM, tidak hanya skillnya, tapi bagaimana memasarkan produk-produk yang dihasilkan. "Selama ini UMKM kan kesulitan memasarkan produknya, sehingga perlu pengetahuan dan kterampilan khusus untuk pemasaran, baik secara konvensional maupun digitalisasi," tuturnya.
Sementara itu, PPK Sampoerna Expo 2017 diikuti 72 pengusaha UMKM dan terbuka untuk umum, namun sebagian besar adalah UMKM binaan PPK Samporna dari Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Pasuruan. Selain itu, juga ada dari Lombok (NTB) dan Sumatera Barat (Sumbar).
PPK Sampoerna Expo digelar sejak 2009 dengan tema yang berbeda dengan tujuan membantu percepatan pengembangan kewirausahaan secara khusus.
PPK Sampoerna Expo telah melatih dan memberikan pendampingan kepada sekitar 33 orang pengusaha UMKM di seluruh Tanah Air.(*)
Video Oleh Endang Sukarelawati