Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat politik dari Lembaga Survei Regional (LeSuRe) Mufti Mubarok menilai duet religi dan nasional merupakan komposisi pasangan ideal untuk Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018.
"Pasangan yang mewakili religi dan nasional akan menonjol pada Pilkada mendatang," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, melihat perkembangan politik terakhir dan memantau kandidat yang akan bertarung, tokoh mewakili religi lebih kepada calon Gubernur, sedangkan kandidat nasionalis di posisi Wakil Gubernur.
Selain itu, kata dia, pada dua kali pertarungan Pilkada sebelumnya, pasangan komposisi nasionalis-religi mendominasi perolehan suara yang keduanya dimenangkan Soekarwo-Saifullah Yusuf.
Terkait jumlah pasangan ideal yang maju pada Pilkada kali ini, akademisi berusia 43 tahun itu menyatakan tiga pasangan adalah komposisi ideal, namun melihat perkembangan terakhir, jumlah dua pasangan sangat memungkinkan.
"Bahkan, bisa juga calon tunggal. Tapi kalau calonnya hanya satu maka Pilkadanya kurang seru, apalagi sekelas Jatim," katanya.
Sementara itu, berdasarkan survei lembaganya, perolehan tingkat elektabilitas seluruh kandidat belum ada yang melebihi 40 persen.
Rinciannya antara lain Saifullah Yusuf 37 persen, Tri Rismaharini 34 persen, Khofifah Indar Parawansa 33 persen, Hasan Aminuddin 11 persen, Abdul Halim Iskandar 9 persen dan tokoh-tokoh lainnya.
"Capaian elektabilitas ini yang harus diperbaiki kandidat. Rentang waktu setahun ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin," katanya.
Survei tersebut dilakukan mulai November 2016 hingga Maret 2017 dengan tingkat kesalahan lima persen dan "random sampling" menyebar hampir seluruh Jatim. (*)