Madiun (ANTARA) - Lembaga survei The Republic Institute mencatat elektabilitas pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Madiun Maidi-Bagus Panuntun (Madiun) masih yang terunggul di wilayah setempat dibanding pasangan Bonie Laksmana-Bagus Rizki (BoNus) dan Inda Raya-Aldi Dwi Prastianto (Dadi Juara).
Berdasarkan hasil survei lembaga tersebut, elektabilitas Maidi-Panuntun mencapai 67,2 persen, diikuti Bonie Laksmana-Bagus Rizki Dinarwan sebesar 24,5 persen, dan paslon Inda Raya Ayu Miko Saputri-Aldi Dwi Prastianto sebesar 5,5 persen.
"Kita lihat hasil elektabilitas paslon petahana, yakni paslon Maidi-Panuntun Madiun masih kokoh atau unggul, bahkan naik dari survei sebelumnya," ujar Peneliti Utama The Republic Institute Sufyanto di Madiun, Rabu.
Menurut dia, lembaganya menggunakan metode "Stratified random sampling" pada 13-18 November 2024. Lembaga survei tersebut melibatkan 800 orang responden di 27 kelurahan yang berada di Kota Madiun dengan "margin of error" sebesar 3,2 persen
Sufiyanto menjelaskan, survei elektabilitas paslon Madiun mengalami kenaikan dan unggul dibandingkan survei sebelumnya. Yakni naik sekitar 1,5 persen dari hasil survei sebelumnya 65,7 persen menjadi 67,2 persen.
Kemudian, disusul paslon Bonus di angka 24,5 persen yang mengalami penurunan 0,5 persen dari survei sebelumnya, 26 persen. Lalu, paslon Dadi Juara mengantongi elektabilitas 5,5 persen atau naik 0,3 persen dari hasil survei sebelumnya 5, 2 persen.
"Sedangkan sisanya atau 2,8 persen responden belum menentukan pilihan mereka," katanya.
Selain elektabilitas, lanjut Sufiyanto, The Republic Institute juga merilis survei efektivitas debat publik dan kampanye masing-masing paslon. Hasilnya, debat publik memiliki pengaruh 57,4 persen atas pertimbangan masyarakat dalam memilih paslon. Lalu, 25,7 responden mengaku tidak terpengaruh dan 16,9 persen sisanya memilih tidak menjawab.
Dari survei tersebut, sebesar 60,5 persen mengaku menerima debat publik yang disampaikan paslon Madiun. Kemudian, 24,4 persen milik paslon BoNus dan paslon Dadi Juara di angka 6,1 persen.
"Untuk debat publik ini ada sekitar 9 persen responden memilih tidak tahu dan tidak menjawab," katanya.
Sedangkan untuk survei efektivitas kampanye, lanjutnya, paslon Madiun dinilai responden cukup efektif berkampanye di angka 62,5 persen. Disusul paslon BoNus sebesar 25,4 persen dan paslon Dadi Juara di angka 7,1 persen.
"Ada sekitar 5 persen responden memilih tidak tahu dan tidak menjawab pertanyaan efektivitas paslon dalam berkampanye," kata Sufiyanto.
Dia menilai pergerakan data masih kemungkinan terjadi perubahan seiring adanya debat publik kedua serta beberapa hari masa kampanye. Namun, perubahan tidak signifikan karena tingkat kepastian memilih responden cukup tinggi. Yakni, mencapai 82 persen.
"Ada beberapa variabel yang memengaruhi selain debat dan kampanye. Yaitu pemilih rasional yang menunggu program dan sebagian pemilih yang masih berharap imbalan,’" kta dia.
Di samping itu, Sufyanto menyebut pihaknya juga melakukan survei tingkat popularitas dan liketabilitas masing-masing calon. Untuk popularitas, Maidi dan Inda Raya Ayu Miko Saputri di angka 100 persen dengan. Disusul F Bagus Panuntun (99,9 persen); Bonie Laksmana (98,7 persen); Bagus Rizki Dinarwan (98 persen); dan Aldi Dwi Prastianto (79,3 persen).
Sedangkan untuk tingkat liketabilitasnya, lanjut dia, Maidi menduduki tingkat kesukaan masyarakat paling tinggi sebesar 80,2 persen. Kemudian, F Bagus Panuntun (66,9 persen); Bonie Laksmana (57,8 persen); Bagus Rizki Dinarwan (55,5 persen); Inda Raya Ayu Miko Saputri (50 persen), dan Aldi Dwi Prastianto (45,7 persen).
"Dalam survei popularitas Maidi dan Inda Raya Ayu Miko Saputri mencapai 100 persen karena merupakan petahana," katanya.