Surabaya (ANTARA) - Tim SAR gabungan menambah titik operasi pencarian di area saluran tertutup (Box Culvert) di wilayah Wiyung, Surabaya, usai melakukan evaluasi pencarian seorang balita berinisial MR (3,5) yang terperosok di sebuah selokan dan terseret arus air di wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, aliran air yang menyeret korban MR dari lokasi kejadian diperkirakan mengarah ke dua titik yakni Kali Makmur atau ke arah pompa air Wiyung.
"Kami sudah mencari di titik awal kemudian sudah disisir sampai ke Kali Makmur. Setelah istirahat, yang arah ke pompa atau ke selatan, itu akan disisir oleh teman-teman semuanya," ucap Hebi, di Posko Pencarian Perumahan Royal Residen, Surabaya, Rabu.
Pihaknya berharap, hari ini tim SAR gabungan bisa menemukan korban yang sudah hilang sejak Selasa (24/12) kurang lebih pada pukul 15.30 WIB.
"Biasanya, kalau tenggelam seperti yang tahun lalu, itu setelah 24 jam itu, untuk jenazahnya akan mengapung," katanya.
Meskipun begitu, pihaknya tetap akan melakukan pencarian sesuai standar operasional kebencanaan selama tujuh hari.
"Kami akan terus melakukan pencarian sampai tujuh hari, sesuai dengan SOP kebencanaan," tuturnya.
Namun jika cuaca tidak memungkinkan, seperti hujan, pihaknya akan merekomendasikan untuk menghentikan pencarian korban.
Hal itu dilakukan karena dengan derasnya aliran air, bisa membahayakan keselamatan petugas yang tengah melakukan operasi pencarian.
"Karena arusnya kuat sekali dan saya tidak merekomendasikan untuk pencarian pada saat hujan," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya Eko Aprianto menambahkan saat ini untuk petugas gabungan yang dikerahkan sebanyak 50 orang dari berbagai instansi serta organisasi relawan dengan menggunakan lima perahu karet.
"Jika memang dibutuhkan tambahan, itu sifatnya kondisional," ucapnya.
Selain itu, untuk titik pencarian di box culvert, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) untuk meminjam breathing apparatus atau alat untuk bernafas.
"Biasanya di situ ada penumpukan sampah yang mana ada sedikit gas atau untuk oksigen sedikit. Jadi nanti kami mungkin akan koordinasi dengan damkar untuk membawa breathing apparatus dalam pencarian ini nanti," ujarnya.
Tim SAR tambah titik pencarian balita hanyut di Surabaya
Rabu, 25 Desember 2024 12:33 WIB
Kami akan terus melakukan pencarian sampai tujuh hari