"Salah satunya adalah dengan menggelar berbagai kegiatan yang melibatkan keberadaan museum ini kepada masyarakat umum," kata humas BPLS Hengki Listria Adi di Sidoarjo, Jumat.
Ia mengemukakan, seperti yang akan dilakukan pada 12 Maret mendatang pihaknya akan menggelar dialog bersama dengan Kapolresta Sidoarjo terkait program mengemudi aman atau "safety riding" kepada para pengendara di daerah setempat.
"Rencananya akan ada seribuan peserta yang ikut dalam aksi ini, tentunya para pengendara akan melakukan mini raly di sekitar semburan lumpur (Lapindo, red)," katanya.
Ia mengemukakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengisi museum tersebut dengan berbagai macam benda yang keluar dari dalam semburan lumpur Lapindo yang kemudian melahirkan BPLS.
"Seperti moluska atau kerang yang keluar dari dalam perut bumi. Selain itu, juga ada beberapa benda perabotan rumah tangga yang tenggelam selama sepuluh tahun terakhir," katanya.
Ia menambahkan, di dalam ruangan museum itu juga ditampilkan video yang berisi tentang perjalanan sejak munculnya lumpur Lapindo dari tahun 2006 sampai dengan saat ini, supaya masyarakat paham perjalanan semburan lumpur ini seperti apa.
"Kami juga akan menggandeng tukang ojek yang berada di tanggul lumpur (Lapindo, red) ini untuk menjadi pemandu wisata lumpur," katanya.
Selain itu, sebagai upaya untuk mengenalkan wisata lumpur pihaknya juga akan menggandengkan dengan potensi wisata yang ada di sekitar lokasi ini seperti keberadaan Candi Pari, Candi Pamotan dan juga kuliner khas Porong Sidoarjo.
"Kami berharap, apa yang kami lakukan ini bisa mengenalkan museum geologi yang saat ini masih embrio untuk menjadi geopark yang lebih dikenal oleh masyarakat mancanegara," katanya. (*)