Sidoarjo (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) terus mengembangkan embrio
museum geopark di lokasi semburan lumpur Lapindo untuk membantu
meningkatkan pengetahuan masyarakat seputar ilmu geologi.
Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Hengki Listria Adi di
Sidoarjo, Kamis mengatakan saat ini pihaknya masih terus melengkapi isi
museum tersebut.
"Untuk saat ini yang ada baru maket lumpur Sidoarjo, dan akan
dilengkapi dengan isi yang lain seperti fosil-fosil yang keluar dari
dalam semburan lumpur ini," katanya.
Ia mengemukakan ada beberapa fosil seperti fosil kayu, fosil batuan
dan juga fosil moluska atau sejenis kerang, hewan selomata yang
bertubuh lunak seperti siput kerang dan sejenisnya.
"Selain itu di dalam museum ini juga akan diisi dengan bata beton
yang terbuat dari lumpur dan juga ada baterai lithium yang terbuat dari
lumpur," katanya.
Ia berharap dengan keberadaan museum ini mampu memberikan nilai
tambah bagi keberadaan lumpur Sidoarjo ini dalam membangun pengetahuan
masyarakat.
"Nantinya museum ini terbuka untuk umum, terutama bagi mereka yang ingin mengetahui seputar ilmu geologi ini," katanya.
Ia menambahkan, saat ini volume semburan lumpur Lapindo masih
fluktuatif antara 10 sampai dengan 40 meter kubik setiap hari.
"Kami juga melakukan pengawasan seputar keberadaan semburan lumpur
ini terutama saat musim hujan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) meluncurkan
embrio museum geopark yang berlokasi di sekitar semburan lumpur Lapindo
untuk meningkatkan pengetahuan seputar geologi.
Plt Kepala Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
(BPLS) Hardi Prasetyo mengatakan, pihaknya meminta dukungan semua pihak
terkait dengan peluncuran ini.
"Kami minta dukungan semua pihak yang hadir dalam peluncuran embrio
museum geologi ini karena ini awal ya harus didukung," katanya saat
itu.
Ia mengemukakan, museum tersebut diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan pengetahuan seputar geologi.
"Kami berharap museum ini bisa meningkatkan pengetahuan seputar
geologi terutama yang ada di sekitar lokasi ini," katanya.(*)
museum geopark di lokasi semburan lumpur Lapindo untuk membantu
meningkatkan pengetahuan masyarakat seputar ilmu geologi.
Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Hengki Listria Adi di
Sidoarjo, Kamis mengatakan saat ini pihaknya masih terus melengkapi isi
museum tersebut.
"Untuk saat ini yang ada baru maket lumpur Sidoarjo, dan akan
dilengkapi dengan isi yang lain seperti fosil-fosil yang keluar dari
dalam semburan lumpur ini," katanya.
Ia mengemukakan ada beberapa fosil seperti fosil kayu, fosil batuan
dan juga fosil moluska atau sejenis kerang, hewan selomata yang
bertubuh lunak seperti siput kerang dan sejenisnya.
"Selain itu di dalam museum ini juga akan diisi dengan bata beton
yang terbuat dari lumpur dan juga ada baterai lithium yang terbuat dari
lumpur," katanya.
Ia berharap dengan keberadaan museum ini mampu memberikan nilai
tambah bagi keberadaan lumpur Sidoarjo ini dalam membangun pengetahuan
masyarakat.
"Nantinya museum ini terbuka untuk umum, terutama bagi mereka yang ingin mengetahui seputar ilmu geologi ini," katanya.
Ia menambahkan, saat ini volume semburan lumpur Lapindo masih
fluktuatif antara 10 sampai dengan 40 meter kubik setiap hari.
"Kami juga melakukan pengawasan seputar keberadaan semburan lumpur
ini terutama saat musim hujan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) meluncurkan
embrio museum geopark yang berlokasi di sekitar semburan lumpur Lapindo
untuk meningkatkan pengetahuan seputar geologi.
Plt Kepala Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
(BPLS) Hardi Prasetyo mengatakan, pihaknya meminta dukungan semua pihak
terkait dengan peluncuran ini.
"Kami minta dukungan semua pihak yang hadir dalam peluncuran embrio
museum geologi ini karena ini awal ya harus didukung," katanya saat
itu.
Ia mengemukakan, museum tersebut diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan pengetahuan seputar geologi.
"Kami berharap museum ini bisa meningkatkan pengetahuan seputar
geologi terutama yang ada di sekitar lokasi ini," katanya.(*)