Sidoarjo, (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menyiagakan sebanyak 19 unit
pompa yang akan digunakan pada saat puncak musim hujan seperti sekarang
ini untuk mengantisipasi terjadinya banjir di sekitar lokasi luapan
Lumpur Sidoarjo.
Humas BPLS Hengky Listia Adi di Sidoarjo, Sabtu, mengataka 19 pompa tersebut disiagakan di sejumlah lokasi yang strategis untuk menghindari terjadinya banjir yang mungkin terjadi di sekitar lumpur.
"Kami menyiagakan pompa tersebut sebagai salah satu langkah antisipasi terjadinya banjir yang mungkin terjadi di sekitar luapan lumpur ini," katanya.
Ia mengemukakan, pompa-pompa tersebut di antaranya ditempatkan di bekas tol buntung, titik 71 di Ketapang, titik 83 di Glagaharum, titik 67 di Kedungbendo, dan juga di rumah pompa di Desa Mindi.
"Kami berharap dengan adanya penyiagaan pompa-pompa tersebut bisa mengurangi terjadinya banjir yang kerap kali terjadi di sekitar lokasi semburan terutama di musim hujan saat ini," katanya.
Ia mengatakan, persiapan sebelum musim hujan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari termasuk menyiagakan unit pompa di masing-maaing titik di seluruh wilayah tanggul.
"Kami juga melakukan pemeliharaan kapal keruk, penguatan tanggul, dan saat musim hujan juga tetap setiap hari melakukan patroli pengecekan ketinggian lumpur," katanya.
Selain itu, melakukan pembuatan alur dengan eksaponton amfibi dari pusat semburan dialirkan menuju ke selatan sehingga semua aliran menjadi satu di titik 25, dan langsung dialirkan oleh kapal keruk menuju ke kali Porong.
Ia menambahkan, kapal keruk disiagakan di titik 83 Glagaharum ada sebanyak satu unit, di 42 renokenongo ada dua unit, di titik 25 yang saling dekat dengan pusat semburan ada dua unit.
"Kami juga berkoordinasi dengan PT KAI sebelum musim hujan memang sudah meninggikan tanggul. Kami lakukan koordinasi dgn PT. KAI untuk lebih tetap waspada seandainya mungkin jalan Raya Porong tergenang air hujan, agar lebih aktif melakukan pengecekan teknis terhadap Rel kereta api dan kondisi ballaks lintasan kereta api," katanya.
Disinggung adanya penurunan tanah di sekitar Jalan Raya Porong dirinya mengatakan memang terjadi penurunan sekitar 0,5 sampai dengan 1 meter.
"Bahkan, kondisi jalan sekarang sudah mulai rusak di tengah medan jalan, kapan hari sempat terjadi kecelakaan karena menghindari lubang, sampai ada pengendara motor terseret truk sampai tugu kuning. Dalam hal penanganan jalan bisa langsung hub balai jalan wewenang dari mereka," katanya. (*)
Humas BPLS Hengky Listia Adi di Sidoarjo, Sabtu, mengataka 19 pompa tersebut disiagakan di sejumlah lokasi yang strategis untuk menghindari terjadinya banjir yang mungkin terjadi di sekitar lumpur.
"Kami menyiagakan pompa tersebut sebagai salah satu langkah antisipasi terjadinya banjir yang mungkin terjadi di sekitar luapan lumpur ini," katanya.
Ia mengemukakan, pompa-pompa tersebut di antaranya ditempatkan di bekas tol buntung, titik 71 di Ketapang, titik 83 di Glagaharum, titik 67 di Kedungbendo, dan juga di rumah pompa di Desa Mindi.
"Kami berharap dengan adanya penyiagaan pompa-pompa tersebut bisa mengurangi terjadinya banjir yang kerap kali terjadi di sekitar lokasi semburan terutama di musim hujan saat ini," katanya.
Ia mengatakan, persiapan sebelum musim hujan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari termasuk menyiagakan unit pompa di masing-maaing titik di seluruh wilayah tanggul.
"Kami juga melakukan pemeliharaan kapal keruk, penguatan tanggul, dan saat musim hujan juga tetap setiap hari melakukan patroli pengecekan ketinggian lumpur," katanya.
Selain itu, melakukan pembuatan alur dengan eksaponton amfibi dari pusat semburan dialirkan menuju ke selatan sehingga semua aliran menjadi satu di titik 25, dan langsung dialirkan oleh kapal keruk menuju ke kali Porong.
Ia menambahkan, kapal keruk disiagakan di titik 83 Glagaharum ada sebanyak satu unit, di 42 renokenongo ada dua unit, di titik 25 yang saling dekat dengan pusat semburan ada dua unit.
"Kami juga berkoordinasi dengan PT KAI sebelum musim hujan memang sudah meninggikan tanggul. Kami lakukan koordinasi dgn PT. KAI untuk lebih tetap waspada seandainya mungkin jalan Raya Porong tergenang air hujan, agar lebih aktif melakukan pengecekan teknis terhadap Rel kereta api dan kondisi ballaks lintasan kereta api," katanya.
Disinggung adanya penurunan tanah di sekitar Jalan Raya Porong dirinya mengatakan memang terjadi penurunan sekitar 0,5 sampai dengan 1 meter.
"Bahkan, kondisi jalan sekarang sudah mulai rusak di tengah medan jalan, kapan hari sempat terjadi kecelakaan karena menghindari lubang, sampai ada pengendara motor terseret truk sampai tugu kuning. Dalam hal penanganan jalan bisa langsung hub balai jalan wewenang dari mereka," katanya. (*)