Sampang (Antara) - Wakil Bupati Sampang, Jawa Timur Fadilah Budiono menemukan adanya indikasi kesengajaan oknum nelayan di Pulau Mandangin memasang rumpon di sekitar lokasi ekplorasi migas, agar mereka mendapatkan gantin rugi dari perusahaan itu.
"Sebagian memang terindikasi ada unsur kesengajaan," katanya seusai melakukan pertemuan dengan perwakilan masyarakat nelayan di Pulau Mandangin, Sampang, Madura, Rabu.
Wabup bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Pemkab Sampang melakukan pertemuan dengan perwakilan masyarakat nelayan dalam rangka menyelesaikan persoalan antara nelayan HCML (Husky-CNOOC Madura Limeted).
Selain dari unsur Forpimda, ikut hadir dalam pertemuan itu Kepala Humas HCML Hamim Tohari, Humas SKK Migas Ami Hermawati, serta Bagian Operasional SKK Migas Salman.
Rombongan Forpimda ini merupakan tim kedua yang datang ke Pulau Mandangin, sedangkan tim pertama melakukan survei ke lokasi sekitar anjungan pengeboran migas.
Persoalan antara nelayan dengan pihak HCML itu terjadi, karena nelayan memasang rumpon di sekitar lokasi ekplorasi gas di daerah terlarang, yakni dalam jarak antara 500 hingga 750 meter.
Padahal sebelumnya pihak HCML telah menyampaikan sosialisasi dan telah tercamai kesepakan antara bahka mereka akan memindah rumponnya menjauh dari lokasi ekplorasi.
"Kami juga telah memberi ganti rugi kepada nelayan yang memiliki rumpon di area steril itu yakni masing-masing Rp7 juta," kata Humas HCML Hamim Tohari.
Namun dalam perkembangannya, rumpon di area terlarang kembali marak, setelah HCML berencana hendak beroperasi.
"Dulu ada 40 pemilik rumpon yang kami ganti rugi," terang Hamim.
Ia menjelaskan, setelah diberi ganti rugi itu, dalam jarak sekitar 750 meter dari anjungan migas, kala itu, memang tidak banyak lagi rumpon nelayan yang dipasang dekat lokasi pengeboran.
Hamim Tohari menjelaskan, berdasarkan hasil pendataan terakhir antara tim Forpimda dengan tim HCML serta masyarakat nelayan Pulau Mandangin, jumlah rumpon nelayan yang dipasang di area terlarang sebanyak 59 rumpon, dengan perincian sebanyak 55 buah diantaranya baru, sedang empat sisanya merupakan rumpon lama. (*)