Tulungagung (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berencana menggandeng
sejumlah pengusaha dan pengepul rosok atau barang bekas untuk
mengembangkan konsep bank sampah sebagai upaya menjaga kebersihan
wilayah, khususnya kawasan perkotaan.
"Gagasan ini menjadi alternatif solusi dalam upaya mempertahankan
pola hidup bersih masyarakat, khususnya wilayah perkotaan," kata Bupati
Tulungagung Sahri Mulyo di Tulungagung, Kamis.
Ia mengatakan, wacana pendirian bank sampah muncul berkat
keberhasilan daerah tersebut meraih penghargaan Adipura Paripurna 2016
dari Kementrian Lingkungan Hidup, sepekan lalu.
Menurut Sahri, salah satu kunci sukses Tulungagung mendapat
penghargaan prestisius dan satu-satunya di Indonesia untuk kategori
Adipura Paripurna itu tidak lepas dari tata kelola sampah yang dinilai
baik.
Selain sudah berdiri bank sampah di beberapa lingkungan, kata
Sahri, tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Segawe sudah mengadopsi
teknologi pengelolaan sampah menjadi biogas metana yang bermanfaat untuk
bahan bakar alternatif di 270-an keluarga sekitar.
"Konsep bank sampah ini yang ingin kami kembangkan dengan menggandeng pengepul atau pengusaha rosok," ujarnya.
Implementasi gagasan itu segera ditindaklanjuti melalui rangkaian
rapat intensif satuan kerja perangkat daerah terkait untuk
direalisasikan secepatnya.
"Melalui konsep bank sampah tersebut pengusaha rosok diharapkan
menyediakan sembako untuk membayar sampah tertentu yang dijual
masyarakat. Jadi bayarnya tidak pakai uang, tapi pakai sembako,"
ujarnya.
Sahri juga mempertimbangkan kemungkinan menerapkan strategi "stick
and carrot" atau pemberian penghargaan warga yang peduli kebersihan
lingkungan serta hukuman atau denda bagi yang membuah sampah
sembarangan.
Ia mengaku masih akan melakukan penjajakan dan pendalaman ke
masyarakat agar penerapan aturan dengan pola pemberian hadiah serta
sanksi itu tidak kontraproduktif sehingga justru menimbulkan gejolak
masyarakat.
"Ide itu bagus dan akan menjadi masukan penting bagi daerah guna
meningkatkan kualitas hidup warga Tulungagung. Dan jika saat ini tidak
ada perda (peraturan daerah) yang mengatur, kami bisa membuatkan perbup
(peraturan bupati) sebagai payung hukumnya," kata Sahri.
Barusan, Kabupaten Tulungagung berhasil meraih penghargaan Adipura
Paripurna dari Kementrian Lingkungan Hidup berkat pengembangan tata kota
bersih serta pengelolaan sampah menjadi gas metan yang bisa
dimanfaatkan ratusan rumah tangga.
Penghargaan tertinggi di bidang pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Ada tiga kategori penghargaan Adipura yang diberikan pemerintah
melalui Kementrian Lingkungan, yakni Adipura Buana, Adipura Kirana, dan
Adipura Paripurna.
Adipura Buana adalah penghargaan adipura untuk kota atau ibukota
kabupaten yang layak huni (livable city) sementara Adipura Kirana yaitu
penghargaan adipura untuk kota atau ibukota kabupaten yang mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan, pariwisata, dan
investasi berbasis pengelolaan lingkungan hidup.
"Adipura Paripurna yaitu penghargaan tertinggi terhadap kota atau
ibukota kabupaten kategori sedang yang telah mampu memberikan kinerja
terbaik untuk kedua kategori Adipura Buana dan Adipura Kirana tadi,"
kata Bupati Sahri. (*)
Tulungagung Gandeng Pengepul Rosok Kembangkan Bank Sampah
Kamis, 28 Juli 2016 19:56 WIB
Sahri juga mempertimbangkan kemungkinan menerapkan strategi "stick and carrot" atau pemberian penghargaan warga yang peduli kebersihan lingkungan serta hukuman atau denda bagi yang membuah sampah sembarangan.