Surabaya (Antara Jatim) - Animator asal Surabaya Muhammad Solikin menyesalkan karakter kartun "Culo-Boyo" yang merupakan karyanya digunakan untuk kepentingan kampanye pasangan calon wali kota di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya.
"Tentu ini sangat disesalkan karena digunakan kepentingan politik, bahkan tidak ada izin sama sekali kepada saya sebagai pencipta gambar," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, tindakan yang dilakukan tim pemenangan pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana pada kampanye "Pemuda Solutif Kreatif" beberapa waktu lalu bisa disebut penjiplakan dan tak menghargai hasil ciptaan seseorang.
"Saat saya membaca berita di media massa, ada fotonya saat kampanye sedang membawa poster 'Culo-Boyo' yang saya buat. Ini murni karya saya dan tidak ada konfirmasi," ucapnya.
Cak Ikin, panggilan akrabnya, mengaku kemudian mengunggah keluhannya itu di akun "Facebook" dan mendapatkan respon dari netizen untuk memberikan dukungan sekaligus menyesalkan tindakan tim kampanye pasangan yang diusung PDI Perjuangan tersebut.
Sebagai pemilik dan pencipta gambar, lanjut dia, tentu hal itu sangat disayangkan dan disarankan memiliki tim kreatif sendiri yang bisa menciptkan gambar-gambar baru.
Kendati demikian, pihaknya menegaskan tak akan melakukan tindakan apapun, dan berharap kejadian semacam ini tidak terulang lagi untuk ke depannya.
"Apalagi kalau sampai digunakan untuk kegiatan politik. Khawatirnya saya dikira kader partai politik tertentu. Semoga ini yang terakhir dan tim kampanye bisa lebih kreatif," katanya.
Sebelumnya, Kamis (5/11), sekitar 500 mahasiswa Surabaya yang mengatasnamakan relawan Produktif, Inovatif dan Solutif (PIS) mendukung pasangan Risma-Whisnu dengan mendatangi Posko Pemenangan di Jalan Kapuas Surabaya.
Pada kesempatan tersebut, relawan yang merupakan gabungan mahasiswa-mahasiswa Surabaya dari berbagai perguruan tinggi, seperti Unair, UPN, Ubhara dan lainnya itu membawa poster berkarakter "Culo-Boyo". (*)