Petani Pamekasan Siap Gunakan Pupuk Kandang
Senin, 12 Januari 2015 9:27 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Sebagian petani di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, siap menggunakan pupuk kandang untuk menyiasati kelangkaan pupuk bersubsidi yang telah berlangsung dalam dua pekan terakhir ini.
"Sementara, pakai pupuk kandang dulu. Sekarang kan beli pupuk sulit," kata petani jagung di Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Mustain, Senin.
Ia mengakui, pupuk kandang atau kotoran sapi yang digunakan sebagai pupuk pengganti sementara itu, tidak seperti pupuk pabrikan.
"Tetap lebih bagus pupuk urea, lebih cepat terasa ke tanaman dibanding pupuk kandang," katanya.
Tidak hanya petani di Desa Gagah, petani lain di Kecamatan Kadur, Pamekasan ini juga menyiasati kelangkaan pupuk dengan menggunakan pupuk kandang, seperti yang dilakukan petani di Desa Kertagena Laok dan Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, Pamekasan.
Sebagaimana di kecamatan lain di Pamekasan, para petani di wilayah ini mengaku juga kesulitan untuk mendapatkan jatah beli pupuk.
Stok pupuk bersubsidi di tingkat pengecer saat ini sudah tidak ada lagi. "Kalaupun ada, harganya sangat mahal, yakni mencapai Rp130 ribu per sak," kata petani lain di Desa Kertagena Laok, Sadiman.
Ketua Komisi II DPRD Pamekasan Moh Hosnan Achmadi mengakui, pupuk bersubsidi jenis urea di Kabupaten Pamekasan akhir-akhir ini memang langka.
Hosnan mengaku, mengetahui kelangkaan pupuk yang kini sangat dibutuhkan petani di Pamekasan itu, berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) serta serap informasi dengan para petani di wilayah itu.
Kelangkaan pupuk pada awal musim tanam kali ini, katanya, tidak hanya terjadi di satu wilayah tertentu saja, akan tetapi di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
"Secara pribadi kami telah menyampaikan kesulitan masyarakat petani di Pamekasan ini kepala Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Pamekasan, dan akan kami tindak lanjuti dengan pembahasan antarlembaga," kata Hosnan.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Pamekasan ini lebih lanjut mencurigai, kelangkaan pupuk yang terjadi kali ini, karena permainan oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Sebab kuota pupuk bersubsidi itu kan sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) masing-masing kelompok tani yang ada di Pamekasan ini," katanya menjelaskan. (*)