Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyiapkan kartu cerdas bagi para eks pekerja seks komersial (PSK) di tujuh lokalisasi yang bakal ditutup pada 25 November nanti. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Abdul Malik, Senin mengatakan kartu cerdas bagi eks PSK tersebut merupakan usulan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) karena setelah dilakukan pemeriksaan beberapa waktu lalu, ternyata banyak PSK yang sakit, khususnya penyakit kelamin menular. "Berdasarkan hasil pemeriksaan, dari 313 PSK yang beroperasi di tujuh lokalisasi yang akan ditutup itu, sekitar 120 PSK mengidap penyakit kelamin dan serta tujuh PSK dinyatakan positif pengidap virus HIV/AIDS. Oleh karena itu, mereka akan kita beri kartu cerdas agar bisa berobat secara rutin dan intensif," ujarnya. Dalam kartu cerdas yang akan diberikan pada eks PSK tersebut, juga tertulis riwayat kesehatan pemiliknya, bahkan dijelaskan pula cara penularan, gejalan penderita penyakit tersebut dan bagaimana melakukan pengobatan sampai sembuh, tempat yang melayani pengobatan bagi pasien hingga penanggulangannya. Ia mengatakan kartu cerdas tersebut akan memberikan kemudahan bagi pasien untuk melakukan kontrol, sebab mereka bisa datang ke tempat-tempat yang menyediakan layanan bagi pasien yang terdeteksi pengidap penyakit kelamin dan virus HIV/AIDS. Menurut dia, kartu cerdas ini adalah langkah yang harus dilakukan saat lokalisasi sudah ditutup total dan kartu cerdas ini diberikan kepada seluruh PSK tanpa kecuali dan kartu ini dapat digunakan kapan saja. "Para eks PSK nanti tidak perlu khawatir ketika membutuhkan pengobatan karena sudah ada kartu cerdas yang bisa membantu meringankan biaya kontrol maupun berobat," katanya. Sebelumnya Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang, Sri Wahyuni Pudji Lestari, mengatakan jumlah PSK yang ada di tujuh lokalisasi tersebut bisa berkurang atau bertambah karena ada PSK yang sudah keluar atau masuk di lokalisasi itu. Ada juga penghuni yang sudah menikah, keluar atau menjadi TKI. "Kami sudah mengajukan bantuan pesangon bagi para PSK tersebut ke Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp5 juta per orang dan mudah-mudahan saja dikabulkan karena besok (Selasa, 18/11) baru ada jawaban dari Kemensos," katanya. Sementara Dinsos Kabupaten Malang, lanjutnya, bertanggung jawab memberikan pembekalan keterampilan terapan untuk berwirausaha, seperti membuat keripik tempe, keripik singkong, anyaman bambu untuk perkakas rumah tangga, menjahit baju, dan membuat aneka kue. Tujuh lokalisasi yang bakal ditutup Bupati Malang Rendra Kresna bersamaan dengan perayaan HUT Kabupaten Malang itu adalah lokalisasi Suko di Kecamatan Sumberpucung, Slorok di Kecamatan Kromengan, Kebobang di Kecamatan Wonosari, Girun di Kecamatan Gondanglegi, Kalikudu di Kecamatan Pujon, Embong Miring di Kecamatan Ngantang, serta lokalisasi Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Setelah dilakukan penutupan, Dinsos Kabupaten Malang akan melakukan pendampingan selama tiga bulan, termasuk pengawasan agar mereka tidak kembali ke lokalisasi dan beroperasi kembali.(*)
Berita Terkait

DPRD Malang dorong penyusunan mekanisme bimtek pengurus kopdeskel MP
23 Juni 2025 13:50

Bea Cukai musnahkan 3,5 juta rokok dan 264,9 liter miras ilegal
18 Juni 2025 20:04

DPRD Malang minta aset daerah dijadikan kantor 390 kopdeskel MP
17 Juni 2025 16:45

Pemkab Madiun beri bonus atlet peraih medali Porprov Jatim 2025
14 Juni 2025 20:38

Pemkab Malang: 390 Kopdeskel Merah Putih telah memiliki akta pendirian
13 Juni 2025 22:18

Pemkab Malang rampung bentuk 390 Koperasi Merah Putih
19 Mei 2025 17:02

DPR RI dorong optimalisasi pemasaran digital kembangkan pariwisata
12 Mei 2025 17:19

Pemkab Malang genjot produksi kopi untuk lokal kejar potensi ekspor
7 Mei 2025 18:29