Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur, belum memperoleh izin dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Kehutanan, dalam membangun embung di atas tanah "solo vallei werken" (SVW) di 34 lokasi dan tanah Perhutani di 11 lokasi. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pengairan Pemkab Bojonegoro Retno Wulandari, Rabu, mengatakan, pemkab mengajukan permohonan izin memanfaatkan tanah SVW dan tanah Perhutani untuk lokasi pembangunan embung, April lalu. "Tetapi belum ada satupun izin yang turun baik dari Kementerian PU dan Kementerian Kehutanan soal pemanfaatan tanah untuk lembung," jelasnya. Padahal, katanya, pemkab merencanakan tahun ini akan merealisasikan pembangunan 88 embung, di atas tanah SVW, Perhutani, dan tanah kas desa, baik secara swakelola maupun sistem lelang. Namun, menurut dia, karena belum memperoleh izin, maka jumlah embung yang akan berkurang menjadi 53 embung, dengan rincian secara swakelola 40 embung dan sistem lelang 13 embung. "Embung dibangun tahun ini semunya menempati tanah kas desa (TKD)," ucapnya. Ia menyebutkan dari 53 embung , di antaranya, ada empat embung yang dibangun tahun ini yang semula direncanakan menempati tanah Perhutani yaitu di Kecamatan Temayang, Ngasem, Kedungadem dan Balen, dialihkan menempati tanah kas desa (TKD). Lokasi empat embung di TKD tersebut yaitu di Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Desa Prayungan, Kecamatan Sumberrejo, Desa Sukosewu, Kecamatan Sukosewu dan Desa Pilanggede, Kecamatan Balen. "Pengalihan pembangunan embung di TKD tersebut karena alokasi anggarannya sudah masuk di dalam APBD Perubahan 2014," jelasnya. Ditanya tentang embung yang sudah terbangun, ia menyebutkan dari 53 embung yang direncanakan dibangun tersebut sampai saat ini yang sudah terealisasi sebanyak 20 embung. "Pembangunan embung baru bisa dimulai Juli, sebab menunggu musim kemarau," jelasnya. Sesuai data di Dinas Pengairan setempat, Embung yang dibangun rata-rata berukuran 75X75 meter berkedalaman berkisar 3-4 meter dengan daya tampung berkisar sekitar 20.000 meter kubik. Saat ini di daerah setempat terdapat 226 embung dengan kapasitas berkisar 10.000-20.000 meter kubik. "Di beberapa lokasi embung yang sudah terbangun saat ini masih terisi air, sehingga masih bisa dimanfaatkan warga untuk berbagai keperluan seperti memandikan ternak, juga menyiram tanaman," jelasnya. (*)
Pemkab Bojonegoro Belum Peroleh Izin Lokasi Embung
Rabu, 1 Oktober 2014 13:32 WIB