Tiga Remaja di Bojonegoro Ditemukan Tewas Tenggelam
Minggu, 6 April 2014 8:48 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Tiga remaja dari Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), yaitu Rina Andriana, Rini Andriani, dan Rina Ristiani, yang semuanya berusia 16 tahun, ditemukan tewas tenggelam di sebuah embung.
"Warga menemukan ketiganya sudah dalam keadaan tak bernyawa di dasar embung, " kata Petugas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Imam Nurcahyo, Minggu.
Sesuai laporan perangkat Desa Ngradin, Kecamatan Padangan, kata Imam, saudara kembar Rina Andriani dan Rini Andriani, warga Desa Ngradin, dan Rina Ristiani, warga Desa Ndengok, Kecamatan Padangan, bermain-main di tepi embung, Sabtu (5/4) sekitar pukul 14.00 WIB.
Ketika itu, katanya, ketiganya sedang berfoto bersama, salah satu remaja tersebut terpeselet tercebur masuk ke dalam embung yang berkedalaman sekitar 3-4 meter yang kondisinya curam.
"Lainnya berusaha menolong, tapi ikut tenggelam. Kemungkinan ketiganya tenggelam disebabkan tidak bisa berenang," katanya, memperkirakan.
Menurut dia, warga yang mengetahui kejadian tenggelamnya tiga remaja itu berusaha melakukan pertolongan, namun warga menemukan ketiganya di dasar embung sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Setelah menjalani visum dari petugas medis Puskesmas Padangan, selanjutnya ketiga korban diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan," jelasnya.
Dimintai konfirmasi, Sekretaris BPBD Bojonegoro MZ Budi Mulyono menjelaskan pemkab akan memberikan santunan bagi korban tewas tenggelam sebesar Rp2.500.000/jiwa.
Pemberian santunan tersebut sesuai Peraturan Bupati (Perbup) Bojonegoro tentang Santunan Korban Bencana.
"Kami belum memproses pemberian santunan, karena masih menunggu data nama korban dari kecamatan," jelasnya.
Menanggapi kejadian itu, ia mengimbau masyarakat waspada kalau bermain-main di sekitar embung yang banyak dibangun pemkab di sejumlah lokasi.
"Kalau memang tidak bisa berenang sebaiknya jangan bermain-main di sekitar embung untuk menghindari bertambahnya korban," ujarnya. (*)