Kediri (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, menangani temuan tubuh bayi yang diduga baru dilahirkan berada di selokan tepatnya tepi jalan Desa Tunglur, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.
Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Polres Kediri Ipda Hery Wiyono mengemukakan temuan bayi itu pertama kali diketahui oleh seorang warga, Masrur (51). Ia sedang membersihkan rumput di tepi jalan depan rumahnya, dan mencium bau tidak sedap dari arah selokan kemudian mencarinya, lalu yang bersangkutan kaget mengetahui ada bayi di selokan.
"Saksi ini membersihkan rumput di tepi jalan depan rumah. Saat membersihkan rumput saksi melihat ada bayi yang tergeletak di dalam selokan yang ada di tepi jalan raya tersebut," katanya di Kediri, Selasa.
Ia menambahkan, yang bersangkutan kemudian memberitahukan kepada RT setempat dan melaporkan temuan itu ke kepala desa yang kemudian dilanjutkan ke polisi.
Polisi datang ke lokasi juga langsung melakukan pengamanan. Saat dievakuasi, mayat bayi itu diketahui berjenis kelamin laki-laki. Kondisi kemaluan bayi itu sudah mulai rusak dan membusuk.
"Saat ditemukan kondisi bayi dalam keadaan tengkurap di dalam selokan. Pada bagian punggung bayi sudah mengeluarkan bau busuk. Bayi itu juga masih terdapat tali pusar di bagian perut," katanya.
Polisi juga mengevakuasi bayi tersebut ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Polisi juga koordinasi dengan bidan desa setempat untuk memastikan siapa saja ibu hamil yang ada di desa.
"Kami sudah meminta data dari bidan desa dan puskesmas setempat untuk mendata siapa saja yang baru melahirkan dalam beberapa minggu terakhir," ujar dia.
Selain itu, polisi juga memeriksa CCTV di sekitar lokasi guna mengungkap kasus pembuangan bayi tersebut. Hal itu sebagai upaya agar kasus bisa secepatnya terungkap.
"Kami juga akan melakukan tes DNA jika diperlukan untuk mengidentifikasi ibu kandung dari bayi ini," kata dia.
Ia belum mengetahui dengan pasti motif pembuangan bayi hingga mengakibatkan bayi itu meninggal dunia. Namun, beberapa penyebab bisa saja terjadi misalnya faktor ekonomi, kehamilan di luar pernikahan hingga tekanan sosial.