Polres Malang "Simpan" Nama Tersangka Ospek ITN
Kamis, 23 Januari 2014 9:39 WIB
Malang (Antara Jatim) - Polres Malang masih menyimpan nama-nama tersangka kasus Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus bagi mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional Malang yang menewaskan Fikri Dolasmantya Surya (19).
Kasatreskrim Polres Malang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Aldy Sulaeman, Kamis, mengatakan pihaknya sudah menetapkan empat orang tersangka dalam kasus tersebut, namun untuk nama-nama tersangka masih disimpan rapat-rapat dengan alasan demi kepentingan proses pemeriksaan.
"Yang pasti sudah ada empat tersangka, yakni tiga orang mahasiswa jurusan Planologi yang menjadi panitia Orientasi Studi dan pengenalan Kampus (Ospek) yang dikemas dalam kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) dan satu orang dosen," katanya, menjelaskan.
Ia mengemukakan surat pemanggilan terhadap keempat orang yang ditetapkan sebagai tersangka tersebut sudah dikirimkan ke masing-masing tersangka. Kee mpat tersangka tersebut diminta hadir untuk menjalani pemeriksaan pada, Senin (27/1).
Mereka, lanjutnya, mulai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka karena mere ka dianggap yang paling bertanggung jawab atas meninggalnya mahasiswa baru (maba) asal Mataram tersebut.
Penetapan keempat tersangka tersebut dilakukan usai gelar perkara Reskrim Polres Malang di Polda Jatim bersama tim dan saksi ahli. Para tersangka, dijerat dengan Pasal 359 KUHP junto 55 tentang kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.
"Proses hukum tetap berjalan dan mulai pekan depan para tersangka sudah menjalani pemeriksaan atas kasus kematian maba pada saat menjalani Ospek pertengahan Oktober 2013," ujarnya.
Untuk menetapkan tersangka kasus tersebut, Polres telah memeriksa sebanyak 114 orang mahasiswa ITN, baik mahasiswa baru maupun panitia Ospek serta dosen, ketua jurusan hingga rektor kampus tersebut.
Fikri Dolasmantya Surya meninggal saat mengikuti kegiatan ospek bertajuk KBD Planologi di Pantai Goa China Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pertengahan Oktober 2013. Kematian Fikri diduga karena mengalami kekerasan dari para seniornya, seperti yang dialami maba lainnya.
Kasus kematian Fikri dibuka kembali setelah sejumlah foto kekerasan dalam pelaksanaan Ospek bagi maba ITN Malang tersebut diunggah di media sosial pada November 2013.(*)