Surabaya (ANTARA) - Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Achmad Nurdjayanto menekankan pemerataan akses Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Jalur Lingkar Luar Timur (JLLT) di kota setempat.
"JLLB dan JLLT sebagai kunci pemerataan akses dan mobilitas masyarakat dalam lima tahun ke depan," kata Achmad di Kota Surabaya, Minggu.
Menurut Achmad, arah pembangunan infrastruktur Surabaya sebagaimana tertuang dalam RPJMD harus memberikan kemudahan akses bagi seluruh lapisan warga. Hal ini juga sejalan dengan pidato politik wali kota pada rapat paripurna DPRD Surabaya yang menekankan pembangunan JLLB dan JLLT sebagai bagian dari visi besar pembangunan kota.
"JLLB di wilayah barat sangat dibutuhkan karena kawasan tersebut kini berkembang sebagai permukiman baru. Kehadiran JLLB akan memperlancar mobilitas warga sekaligus menjadi penghubung strategis ke Kabupaten Gresik," ujarnya.
Di sisi lain, JLLT yang membentang di kawasan timur Surabaya juga dinilai memiliki peran vital karena akan menjadi koridor logistik utama dari Pelabuhan Tanjung Perak di utara menuju Bandara Juanda dan Kabupaten Sidoarjo di selatan.
"Ini bukan hanya jalan, tapi jalur ekonomi yang bisa mengurangi beban kemacetan kota. Kendaraan logistik tak harus melintasi pusat kota, cukup lewat JLLT," katanya.
Selain proyek-proyek besar tersebut, ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Surabaya harus tetap memberi perhatian serius terhadap infrastruktur di kawasan perkampungan, seperti penanganan genangan dan perbaikan jalan lingkungan.
“Jangan sampai pembangunan hanya berpusat di tengah kota. Infrastruktur di perkampungan juga harus menjadi perhatian. Kalau ini bisa diwujudkan, insya Allah infrastruktur Surabaya akan tertata secara paripurna,” katanya.
Sekadar informasi dalam pidato penyampaian visi misi wali kota Surabaya Eri Cahyadi di dalam rapat paripurna yang digelar di gedung DPRD Surabaya pada Senin (3/3/2025) memaparkan tantangan pengelolaan fiskal di Kota Surabaya masih cukup kompleks.
Dari sisi infrastruktur, pembangunan jalan kota dan kampung, termasuk proyek seperti JLLB dan underpass Taman Pelangi, ditaksir memerlukan dana hingga Rp10,6 triliun.
