Surabaya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengirimkan 140 ton bantuan dari Pemerintah Provinsi Jatim, pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat ke wilayah terdampak banjir di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
“Kita membuka donasi dari awal kemudian animo masyarakat Jatim luar biasa, dan kebutuhan di sana sangat besar dan kita perpanjang sampai tgl 11 kemarin. Alhamdulillah perusahaan-perusahaan besar dan masyarakat turut ikut memberi bantuan,” kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur Adhy Karyono dalam keterangannya, Sabtu.
Adhy menyampaikan total bantuan yang berhasil dihimpun mencapai lebih dari 140 ton, berasal dari donasi masyarakat serta kontribusi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan hingga saat ini lebih dari 100 ton telah dikirim ke Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Adhy yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengatakan bantuan yang masih tersisa lebih dari 40 ton di Kantor BPBD Jatim mulai dikirim secara lebih spesifik ke tingkat kabupaten sesuai kebutuhan di lapangan.
“Sekarang mulai spesifik karena Ibu Gubernur sudah turun ke lapangan dan melihat bahwa di Pidie jaya, Bireun, dan bertemu bupati-bupati bahwa Aceh Tamiang, Aceh Selatan itu sangat membutuhkan bantuan. Kemarin kita sudah mengirim Pidie Jaya dan Kabupaten Aceh Selatan yang masih agak berat sesuai permintaan bupatinya,” ujarnya.
Selain bantuan sembako dan perlengkapan kebutuhan sehari-hari, Pemprov Jatim juga mengirimkan relawan dan tenaga kesehatan ke wilayah terdampak.
“Jadi Tagana kita kirim 27 relawan. Ada yang di Aceh Tamiang, ada yang di Pidie Jaya. Dan ada permintaan dokter spesialis penyakit dalam kita kirim enam dengan obat-obatannya. Kami akan transparan dalam mengirim donasi masyatakat dan bisa dipertanggungjawabkan di lapangan dan tentunya bantuan itu bisa diterima dengan baik serta bermanfaat,” ujarnya.
Pemprov Jatim juga menyalurkan bantuan keuangan antardaerah sesuai ketentuan pemerintah pusat.
“Kita juga telah alokasikan Bantuan Keuangan sebesar Rp5 miliar ke Sumatera Utara, Rp2,5 miliar ke Sumatera Barat, dan Rp3 miliar di Aceh itu sesuai SE Mendagri untuk bantuan keuangan,” tambahnya.
Adhy menegaskan Pemprov Jatim turut menganggarkan biaya transportasi pengiriman bantuan logistik.
“Kami menggunakan armada kargo baik yang dari Surabaya maupun dari Jakarta. Saat ini ada juga bantuan yang kami kirim melalui Pelni. Supaya barang-barang ini manfaat kami alokasikan anggaran untuk mengirimnya, yang penting masyarakat di sana tahu bahwa masyarakat Jatim peduli dan Jatim membantu mereka sehingga nama warga Jatim juga dikenang oleh mereka bahwa kita persaudaraannya kuat,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto mengatakan bantuan yang dikirim merupakan gabungan dari masyarakat, pemerintah kabupaten/kota, dan Pemerintah Provinsi setempat.
Terkait baliho bantuan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang viral di media sosial, Gatot menjelaskan sebagian baliho tersebut merupakan bagian dari bantuan yang bersumber dari anggaran Pemerintah Provinsi Jatim.
“Bahwa Gubernur adalah simbol pemerintahan provinsi. Dan beberapa baliho yang terpasang di truk itu adalah bantuan yang dari Pemprov Jatim. Baliho itu merupakan inisiatif dari teman-teman BPBD, dan kami minta maaf jika tidak berkenan di masyarakat. Ke depan kami akan mengevaluasi,” kata Gatot.
BPBD Jatim memastikan relawan selama belasan hari tidak berhenti menyiapkan bantuan ke Sumatera-Aceh.
"Mohon upaya kemanusiaan ini jangan dipelintir ke hal-hal lain,” kata dia.
