Surabaya (ANTARA) - Tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyabet juara pertama dalam kompetisi Autonomous Programming Competition (APC) subkompetisi dari ajang Shell Eco-Marathon (SEM) 2025.
“APC merupakan ajang simulasi kendaraan otonom yang menguji kemampuan algoritma dalam mengendalikan mobil virtual agar dapat menempuh lintasan dengan konsumsi energi paling efisien,” kata Ketua Tim APC Sapuangin ITS, Nurul Ilmi Rojabia Hermuttaqien, di Surabaya, Rabu.
Kompetisi yang digelar secara daring selama April hingga Mei 2025 tersebut diikuti oleh puluhan tim dari berbagai negara.
Peserta menggunakan simulator Robot Operating System (ROS) dan CARLA, serta mobil virtual Tesla Model 3. Setiap tim diberi waktu 10 menit untuk menyelesaikan rute, dengan efisiensi energi sebagai indikator utama penilaian.
Nurul menjelaskan bahwa timnya mulai melakukan persiapan sejak Februari 2025 dengan mempelajari regulasi terbaru dari pihak penyelenggara serta menyesuaikan algoritma dengan peta simulasi yang lebih menantang dibanding tahun sebelumnya.
“Peta tahun ini jauh lebih sempit, sehingga kami harus mengoptimalkan algoritma untuk menghindari gerakan tidak efisien dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin,” ujarnya.
Tim Sapuangin merancang sistem pemrograman yang memungkinkan kendaraan bergerak otomatis tanpa menabrak kendaraan lain di lintasan. Algoritma yang mereka kembangkan melalui berbagai tahap penyempurnaan hingga mencapai performa optimal di simulator.
Selain menjuarai APC, Tim Sapuangin ITS juga mencatatkan prestasi gemilang di kategori lainnya.
Tim ini meraih juara pertama kategori Urban Concept Commercial Engine, juara pertama Vehicle Design (kategori off-track), juara dua Data and Telemetry, serta juara tiga Regional Championship.
“Kami sangat bangga bisa mempertahankan konsistensi dan menunjukkan kualitas tim di berbagai kategori,” ujar Nurul.
Anggota Divisi Electrical and Programming, Bagus Subekti, menambahkan bahwa kunci keberhasilan tim terletak pada semangat pantang menyerah seluruh anggota, meskipun dihadapkan pada keterbatasan sumber daya dan jadwal kompetisi yang padat.
“Motivasi kami adalah membawa nama ITS ke panggung dunia. Semangat kolaborasi dan tekad untuk memberi yang terbaik menjadi bahan bakar utama kami,” kata Bagus, mahasiswa tahun kedua Departemen Sistem Informasi ITS.
Keberhasilan tim Sapuangin tidak lepas dari dukungan ITS, baik dari sisi pendanaan maupun fasilitas riset yang memadai. Ke depan, tim berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengikuti berbagai kompetisi sejenis demi menyempurnakan teknologi kendaraan hemat energi berbasis sistem otonom.
Keikutsertaan ITS dalam SEM 2025 juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, serta poin ke-9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Melalui pengembangan teknologi mobil otonom hemat energi, ITS turut ambil bagian dalam solusi mobilitas masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.