Harga Nasi Aking di Bojonegoro Merangkak Naik
Jumat, 3 Agustus 2012 14:58 WIB
Bojonegoro - Harga nasi aking atau nasi kering di Bojonegoro, Jatim, dalam sepekan terakhir, merangkak naik dari Rp1.700 per kilogram menjadi Rp2.000 per kilogram akibat harga jagung dan bekatul yang juga dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak naik.
Seorang pedagang pengumpul nasi aking di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota Bojonegoro, Sakim (59), Jumat, mengatakan, kenaikan harga nasi aking itu didahului dengan naiknya harga jagung dan harga bekatul atau dedak yang biasa dimanfaatkan pakan ternak.
Ia menyebutkan, harga bekatul yang semula Rp1.700 per kilogram, naik menjadi Rp2.000 per kilogram dan harga jagung yang semula Rp2.400 per kilogram, naik menjadi Rp2.700 per kilogram.
"Naiknya dua bahan makanan ternak dedak dan jagung itu, karena panen tanaman padi dan jagung semakin langka pada kemarau in," ujarnya.
Mengenai jumlah pasokan nasi aking dari berbagai daerah di Bojonegoro dan Tuban, menurut dia, jumlahnya tetap tidak ada perubahan, walaupun puasa.
Apalagi, lanjutnya, kemarau ini panas sangat mendukung proses pengeringan nasi aking, sehingga perolehan nasi aking cukup lancar.
"Saya bisa mengumpulkan nasi aking sebanyak 16 ton selama sepekan yang dikirimkan pedagang nasi aking dari Tuban dan Bojonegoro," jelasnya.
Menurut dia, nasi aking yang berhasil dikumpulkan dari para pedagang nasi aking itu, semuanya dikirim ke Blitar, Tulungagung, dan juga ke Kediri untuk bahan pakan ternak ayam atau bebek.
"Tapi kalau permintaan nasi aking ke Bali terpaksa tidak saya layani, sebab memenuhi pesanan dari peternak ayam dan bebek di Jatim saja sudah kuwalahan," katanya mengungkapkan.
Ia menjelaskan, pedagang nasi aking keliling yang mengambil dari aking dari rumah warga di Bojonegoro dan Tuban, jumlahnya ratusan.
Mereka, lanjutnya, mengumpulkan nasi aking dari rumah ke rumah kemudian dijual kepada para pedagang nasi aking untuk disetorkan kepada dirinya, namun pekerjaan mengumpulkan nasi aking itu sifatnya sampingan.
"Saya hari ini bisa memperoleh nasi aking sebanyak 36 kilogram," kata seorang pedagang nasi aking asal Desa Simo, Kecamatan Soko, Tuban, Sarini, yang sedang menyetorkan, nasi aking ke Sakim. (*)