"Perolehan sebesar 56 ribu ton gabah itu dari pengadaan di Bojonegoro sekitar 22 ribu ton gabah, sedangkan lainnya dari Tuban dan Lamongan," kata Kepala Bulog Subdire III Bojonegoro Efdal Sulaiman, di Bojonegoro, Rabu.
Ia mengakui harga gabah di tingkat petani mulai merangkak naik, disebabkan panen tanaman padi di tiga kabupaten mulai berkurang, sejak dua pekan terakhir.
Sesuai pemantauan yang dilakukan, lanjut dia, harga gabah di tingkat petani di tiga kabupaten di wilayah kerjanya, sekarang ini berkisar Rp3.850-Rp4.100 per kilogram gabah kering panen (GKP).
Harga gabah itu, di atas harga pembelian Pemerintah (HPP), yang hanya sebesar Rp3.700 per kilogram GKP.
"Meski harga gabah terus merangkak naik di tiga kabupaten, pengadaan tetap jalan," katanya, menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan pengadaan di wilayah kerjanya tetap dilakukan dengan melibatkan gabungan kelompok tani (gapoktan) dan Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA), juga memperoleh dukungan personel TNI.
Perolehan pengadaan di tiga kabupaten masih tetap stabil sekitar 2.000 ton gabah per harinya. Panen tanaman padi sekarang sudah mulai berkurang, tapi perolehan pengadaan tidak lagi ke gabah, tapi akan bergeser ke beras.
"Kami optimistis masih ada perolehan dalam pengadaan, karena gabah yang ada di tingkat petani tetap akan diproses menjadi beras," katanya,seraya menambahkan, bulog tetap akan melakukan pengadaan sampai akhir tahun.
Komandan Kodim 0813 Bojonegoro Letkol. Kav. Donova Pri Pamungkas, menjelaskan seluruh jajarannya terus terlibat dalam pengadaan dengan mendorong petani, agar bersedia menjual gabah atau berasnya ke bulog.
"Kami terus melakukan pemantauan perolehan pengadaan di Bojonegoro, setiap hari. Personel kodim di seluruh koramil (28 koramil) semuanya terlibat dalam pengadaan," ucapnya, menegaskan.
Direktur UD Barokah Alam Bojonegoro Hafidz Al Amin, mengaku masih bisa membeli beras rata-rata berkisar 50-60 ton per hari, sebab stok beras di pedagang masih cukup banyak.
"Tapi saya mengurangi pengiriman beras ke bulog, sebab permintaan beras lokal juga ke luar daerah, seperti Gresik, juga sampai Kalimantan, cukup tinggi," ucapnya, menegaskan. (*)