Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan stok beras di penggilingan padi juga pedagang di pedesaan menipis disebabkan panen tanaman padi hanya di sejumlah lokasi daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.
"Stok beras sekarang jauh berkurang di penggilingan padi dan pedagang di pedesaan dibandingkan sebulan lalu," kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Ny. Aniek Kharis, di Bojonegoro, Jumat.
Ia memberikan gambaran sekarang hanya bisa memperoleh beras dari penggilingan padi dan pedagang rata-rata sekitar 5 ton per hari yang biasanya bisa mencapai 8 ton per hari.
"Sekarang yang panen di sejumlah desa di Kecamatan Rengel, Tuban. Saya hari ini memperoleh beras dari pedagang daerah Rengel, Tuban," ucap Ny. Aniek Kharis.
Hal senada disampaikan seorang pedagang beras lainnya di Kecamatan Balen, Bojonegoro Khafid Al'amin pemilik CV Barockhah Alam.
"Beras di penggilingan padi berkurang ya karena panen tidak terlalu luas, juga banyak pedagang luar daerah yang ikut melakukan pembelian beras," kata dia.
Meskipun stok beras mulai menipis, menurut dia juga seorang pedagang beras lainnya Sakip, harga beras masih tetap stabil dalam sebulan terakhir.
"Harga beras stabil karena bulog ikut melakukan pembelian beras kualitas medium," ucap Khafid, menegaskan.
Ia mengaku ikut memasok beras kualitas medium dengan harga Rp8.300/kilogram ke ke Bulog Subdivre III Bojonegoro dengan jumlah 93 ton.
"Saya menjual beras ke luar daerah di bawah Rp9.000/kilogram untuk kualitas medium agar harga di pembeli ketika menjual lagi tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.400/kilogram," ujarnya.
Data di Pasar Banjarjo dan Pasar Kota, menyebutkan harga beras kualitas medium berkisar Rp8.500-Rp9.000/kilogram, sedangkan harga beras kualitas super berkisar Rp10.500-Rp12.000/kilogram, sedangkan harga beras rastra juga stabil Rp7.000/kilogram.
Kepala Dinas Perdagangan Bojonegoro Basuki, yang dimintai konfirmasi menyatakan disperindag tetap melakukan pemantauan harga komoditas termasuk harga beras yang sekarang ini masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah.
"Biasanya harga komoditas mengalami gejolak ketika menjelang Natal dan tahun baru. Oleh karena itu kami mengusulkan anggaran di dalam APBD Perubahan yang akan dimanfaatkan untuk menggelar pasar murah," kata dia, menjelaskan. (*)