Harga Beras Di Bojonegoro Stabil Tinggi
Jumat, 20 April 2012 11:54 WIB
Bojonegoro - Harga berbagai macam jenis beras di Bojonegoro, Jatim, dalam sebulan terakhir, tetap stabil tinggi, tidak terpengaruh dengan panen yang berlangsung secara merata di berbagai daerah di Jatim dan Jateng.
"Stabilnya harga beras, lebih banyak dipengaruhi, kemungkinan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM)," kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, Sakim (59), Jumat.
Ia memperkirakan, panen tanaman padi di berbagai daerah di Jatim, termasuk di Bojonegoro dan Tuban, akhir April rampung. Namun, rampungnya panen tersebut, diperkirakan tidak membuat harga beras naik, sebab dua bulan lagi, di daerah sepanjang Bengawan Solo, mulai panen lagi.
"Dan lagi, beras di tingkat petani di Bojonegoro dan Tuban masih banyak," katanya, dibenarkan pedagang beras lainnya, Prihatin dan Sukismi.
Sakim mengaku, pada musim panen tanaman padi ini, tidak mengirim beras ke luar daerah, dengan alasan di berbagai daerah lainnya, juga berlangsung panen. Dengan demikian, semua beras di berbagai daerah bisa tercukupi dari panen di daerahnya masing-masing.
"Saya juga tidak melayani beras ke luar daerah, padahal biasanya saya selalu memasok beras ke berbagai daerah di Jatim, bahkan juga Bali," jelasnya.
Sementara ini, harga pembelian beras panenan baru dari pedagang kecil Rp6.500 per kilogram, beras miskin Rp6.400 perkilogram. Beras poles produksi Tuban dan Bojonegoro, kualitas sedang berkisar Rp6.800 hingga Rp7.000 perkilogram, dan kualitas super berkisar Rp7.100 hingga Rp7.500 perkilogram.
"Dalam menjual berbagai macam jenis beras ke konsumen, saya biasanya mengambil untung antara Rp100 hingga Rp200 perkilogramnya," katanya, mengungkapkan.
Berbeda dengan harga bahan pokok lainnya, setelah ada kepastian BBM batal naik, mulai menunjukkan kecenderungan menurun. Menurut seorang pedagang pracangan di Pasar Banjarjo, Ny. Endang, sejumlah bahan pokok yang sebelumnya merangkak naik, setelah ada kepastian BBM batal naik, berangsur-angsur turun.
Harga telur turun menjadi Rp13.000 per kilogram, yang semula Rp15.000 perkilogram, minyak curah Rp11.000 per kilogram yang sebelumnya Rp11.500 perkilogram, gula Rp10.500 perkilogram, yang semula Rp11.000 perkilogram."Kalau terigu tetap stabil harganya berkisar Rp5.000 hingga Rp6.750 perkilogram," jelas Endang. (*).