Madura Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur tahun ini mencanangkan program wirausaha santri guna meningkatkan perekonomian di wilayah itu khususnya di kalangan santri dan lembaga pondok pesantren.
"Program ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Sumenep dalam meningkatkan indeks pembangunan pemuda melalui pemberdayaan wirausaha, sekaligus sebagai upaya sistemik untuk mencetak generasi muda mandiri dan kreatif di kabupaten ini," kata Wakil Bupati Sumenep Imam Hasyim di Sumenep, Sabtu.
Wakil Bupati Sumenep mengatakan, salah satu tujuan program wirausaha santri adalah untuk menghasilkan wirausaha muda dari kalangan santri dan alumni, agar mampu mengelola potensi yang ada di sekitar pondok pesantren atau di desanya masing-masing.
Melalui kegiatan ini diharapkan para santri lulusan pondok pesantren nantinya bisa membangun jejaring bagi para santri dan alumni dalam mengelola usaha, baik secara mandiri atau bersama-sama dalam mengembangkan usaha santri entrepreneur.
Wirausaha santri bisa menguatkan ekonomi dengan membuka ruang kreativitas, untuk melakukan improvisasi ide-ide kreatifnya, sehingga mampu menjadi pelaku usaha mandiri yang berdaya saing di era ekonomi digital.
“Kami menginginkan para santri tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi bisa membangun jiwa kewirausahaan, supaya mereka bisa menjadi pelaku usaha yang mandiri dan mampu menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Wabup menuturkan, jenis kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan dan pendidikan tentang kewirausahaan. Di antaranya tentang pembuatan kripik singkong, ecoprint, menjahit, pemanfaatan air kelapa, angkringan, dan teknik pemasaran produk.
"Kami juga berharap melalui program ini pondok pesantren bisa mengoptimalkan peran sumber daya manusia, agar berinovasi dan berimprovisasi produk unggulan lembaganya, baik dalam manajemen atau produksinya," kata wabup.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep Mohammad Iksan menyatakan, santri yang mendaftar untuk mengikuti pelatihan pembuatan kripik singkong sebanyak 30 orang, ecoprint dan menjahit sebanyak 15 orang, pemanfaatan air kelapa atau VCO sebanyak 25 orang dan pelatihan angkringan dan pemasaran sebanyak 30 orang.
“Selain dari kalangan santri, yang juga menjadi peserta program ini adalah alumni dan tenaga yang aktif di pondok pesantren sebagai wujud santri mandiri dan berdaya saing selaku wirausaha,” katanya.