Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Bulog Subdivre Tulungagung, Jawa Timur mencatat serapan gabah hasil panen petani pada musim tanam pertama tahun ini hampir capai target yang telah ditentukan yakni 7.000 ton.
Kepala Bulog Subdivre Tulungagung Yonas Haryadi Kurniawan, Kamis, mengatakan optimisme pencapaian target sangat tinggi karena masih ada sekitar 1.300 hektare sawah yang belum dipanen.
"Hingga pertengahan Mei, realisasi serapan telah menembus angka 6 ribu ton dari target 7 ribu ton untuk wilayah Kabupaten Tulungagung," kata Yonas.
Lanjut dia, gabah yang diserap merupakan hasil panen raya MT 1.
“Tinggal sedikit lagi, kami optimis target serapan bisa terpenuhi 100 persen," ujarnya.
Dikatakan, saat ini harga gabah petani sudah melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Jika di awal masa panen harga gabah masih berkisar Rp5.700–Rp5.800 per kilogram, kini harga naik menjadi Rp6.600–Rp6.700 per kilogram.
"Sekarang harga pembelian sudah di atas HPP. Meski demikian, Bulog tetap menyerap hasil panen sesuai skema HPP yang ditetapkan," tegasnya.
Bulog Subdivre Tulungagung mencakup wilayah kerja Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kota Blitar, dan Kabupaten Blitar. Hingga saat ini, total serapan gabah dari empat wilayah tersebut telah mencapai 24.200 ton setara beras atau sekitar 65 persen dari target keseluruhan.
Sementara itu, petani asal Desa Ngunggahan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, Suryanto, menyebut kenaikan harga gabah terjadi karena makin sedikit lahan yang belum dipanen.
“Karena tinggal sedikit, harga naik. Kami harap harga panen bisa terus stabil dan tinggi,” ujarnya.
Serapan gabah Bulog Tulungagung hampir capai target
Kamis, 15 Mei 2025 11:24 WIB

Kepala Bulog Subdivre Tulungagung Yonas Haryadi Kurniawan (ANTARA/HO - Joko Pramono)