Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Cabang Kediri telah melakukan penyerapan gabah dan beras petani sebanyak 33.600 ton setara Gabah Kering Panen (GKP) atau 16.800 ton setara beras, sehingga menjadi yang terbanyak di Jawa Timur.
Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Kediri Imam Mahdi dalam pernyataan di Jakarta, Jumat menyatakan, serapan tersebut dilakukan pihaknya guna menghadapi puncak panen pada akhir Maret.
Ia menyatakan Kantor Bulog cabang Kediri setiap hari telah menyerap lebih dari 1.500 ton GKP, serta sudah membangun komunikasi yang baik dengan para pemangku kepentingan. Sehingga terkait isu bahwa Bulog Kediri tidak mau menyerap gabah petani merupakan hal yang tidak benar.
“Harapan kami kita semua dapat bersama-sama menjalankan amanat pemerintah dengan baik," ujarnya.
Disampaikan dia, pihaknya mempunyai strategi dalam melakukan penyerapan gabah dan beras, yakni dengan melakukan kolaborasi semua pihak baik TNI, dan Pemerintah Daerah. Kolaborasi kongkrit yang dilakukan yakni penjadwalan prioritas panen oleh petani.
Hal ini bertujuan agar ketika petani melaksanakan panen, pihaknya langsung bisa memproses di pengeringan sesuai dengan umur panen yang cukup. Karena apabila ditunda atau didahulukan sebelum waktunya akan berpotensi menghasilkan gabah atau beras yang kurang maksimal, terlebih saat ini puncak panen dibarengi dengan intensitas hujan yang tinggi.
“Bulog Kancab Kediri sudah membentuk 18 Tim Jemput Gabah yang setiap harinya keliling menjemput hasil panen petani di titik panen dan melakukan pembayaran secara tunai, secara capaian kami juga sudah melebihi target yang diberikan dan kami akan tetap melakukan penyerapan di wilayah kerja kami,” katanya.
Adapun penyesuaian kapasitas pengeringan yang sudah siap di Kediri meliputi wilayah kerja di Kabupaten Kediri, Kota Kediri dan Kabupaten Nganjuk yaitu sebanyak 450 ton per hari. Strategi penjadwalan prioritas panen ini sebagai upaya dalam mengakomodir jumlah produksi yang melimpah.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kediri, total produksi bisa mencapai 5.600 ton per hari pada periode puncak panen Maret sampai dengan April 2025.