Surabaya (ANTARA) - Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya Dr. H. Ahmad Muzzaky Al Hafidz, M.Ag., mengajak pegawai Yayasan Pendidikan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya membersihkan hati usai Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
Ahmad Muzzaky saat Halalbihalal YPTA Surabaya menekankan bahwa Ramadhan bukan hanya seremonial tahunan, melainkan momentum pembentukan hati dan penguatan spiritualitas.
“Yang digarap oleh Ramadhan adalah hati. Kalau hati bersih, pikiran akan jernih. Apa pun profesinya, bila hatinya bersih, maka hidupnya akan aman dan tenang,” katanya dalam keterangan di Surabaya, Minggu.
Menurutnya, hati yang bersih menjadi fondasi keimanan yang kuat, ditandai dengan tidak berburuk sangka, kemampuan memaafkan, dan menumbuhkan kasih sayang.
“Silaturahmi bukan sekadar bertemu dan berjabat tangan. Silaturahmi adalah memaafkan, menghapus benci dan dendam, serta menghadirkan cinta kasih,” ujarnya.
Sebagai Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional, ia juga menegaskan bahwa hidup yang dijalani dengan tulus karena Allah SWT tidak akan menimbulkan rasa bosan maupun lelah.
“Orang yang hidup karena Allah tidak akan pernah bosan dan capek. Ketulusan tidak bergantung pada manusia, tetapi bersandar pada Tuhan,” tegasnya.
Mengusung tema “Dengan Hati yang Bersih, Kita Satukan Tekad untuk Indonesia Tangguh”, acara ini dihadiri oleh seluruh keluarga besar YPTA Surabaya, termasuk para guru, dosen, dan tenaga kependidikan dari berbagai unit pendidikan di bawah naungan yayasan tersebut.
Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf atas segala kekhilafan selama perjalanan kerja bersama.
“Atas nama pengurus, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para pendidik, tenaga kependidikan, dan mitra kerja. Mungkin selama bekerja sama, kami belum bisa memuaskan semua pihak. Mohon maaf atas kekurangan kami dalam melayani Bapak-Ibu sekalian,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh civitas akademika untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan kerja ikhlas, tanpa terjebak dalam hal-hal yang bersifat semu.
“Jangan mengejar kupu-kupu sampai tenaga kita habis. Mari kita bangun taman yang indah di kampus ini, agar kupu-kupu datang dengan sendirinya,” tuturnya.
Subekti menyampaikan optimisme bahwa kolaborasi dengan para tokoh agama serta dukungan dari seluruh elemen akan membawa kemajuan signifikan bagi lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan YPTA, termasuk Untag Surabaya, SMPTAG, dan SMATAG Surabaya.