TPID Banyuwangi cek harga dan ketersediaan bahan pokok di pasar

Banyuwangi (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur bersama dengan satgas pangan kepolisian setempat mengecek bahan pokok di pasar tradisional untuk memastikan ketersediaan cukup menjelang Lebaran 2025.

Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono di Banyuwangi, Selasa, menjelaskan pemantauan ketersediaan bahan pokok di pasar-pasar tradisional selain memastikan aman dan cukup juga ingin dipastikan harga kebutuhan pokok masyarakat terkendali menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah.

Ia mengaku telah berkeliling pasar untuk memantau harga sembako, antara lain daging ayam, daging sapi, beras, minyak goreng, bawang, dan cabai.

Berdasarkan hasil pantauan harga di pasar, harga daging ayam ras stabil sejak awal puasa, yakni Rp32.000 per kilogram, daging sapi mengalami sedikit kenaikan, yakni Rp145.000 per kilogram dibandingkan dengan hari biasa Rp130.000 per kilogram.

Harga bawang merah naik menjadi Rp48.000 per kilogram dari sebelumnya Rp42.000 per kilogram, bawang putih Rp42.000 per kilogram, harga cabai merah kecil terpantau cukup tinggi seperti beberapa bulan terakhir, yakni Rp100.000 per kilogram, dan minyak goreng Minyak Kita Rp17.500 per liter.

"Memang ada kenaikan untuk sejumlah harga bahan pokok tapi masih dalam kisaran yang terkendali, untuk harga cabai kenaikannya memang cukup tinggi karena mengikuti harga pasar secara nasional, masyarakat bisa menyesuaikan konsumsinya, semoga setelah Lebaran harga bisa segera normal kembali," kata dia.

Ia mengatakan jumlah stok bahan pangan di Banyuwangi, khususnya pada Maret hingga Lebaran tersedia dalam jumlah cukup, di antaranya daging ayam ras tersedia 911 ton, daging sapi 212,79 ton, telur ayam 1.143 ton, bawang merah 710 ton.

"Dari data yang saya pegang, semua stoknya surplus jika dibandingkan rata-rata konsumsi warga, sehingga saat ada kenaikan konsumsi jelang Lebaran masih bisa mencukupi. Banyuwangi sendiri menjadi produsen hampir semua bahan pokok tersebut jadi warga tidak perlu khawatir stoknya," kata Mujiono.