Dishub Bojonegoro Minta Awak Bus Hentikan Demo
Kamis, 3 Mei 2012 20:26 WIB
Bojonegoro - Dinas Perhubungan Bojonegoro, Jatim, meminta para awak bus jurusan Semarang - Surabaya, menghentikan demonya di terminal Tambak Osowilangun, Surabaya, untuk mengatasi kelancaran arus penumpang Bojonegoro-Surabaya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Rajekwesi Dinas Perhubungan Bojonegoro, Edy Subroto, Kamis mengatakan, bus Bojonegoro-Surabaya yang tidak jalan sejak demo awak bus Semarang-Surabaya, di Surabaya, sehari lalu itu, menyulitkan para penumpang di Bojonegoro.
Para penumpang, lanjutnya, terpaksa beralih naik kendaraan mobil penumpang umum (MPU) yang memperoleh izin insidentil dari Bojonegoro menuju Surabaya."Tarif MPU dari Bojonegoro, menuju Surabaya, terlalu tinggi mencapai Rp30 ribu per penumpang, padahal tarif bus Bojonegoro-Surabaya, hanya sekitar Rp15 ribu per penumpang, " terangnya.
Ia meminta para awak 75 MPU yang memperoleh izin insindentil untuk menurunkan tarifnya, sebab tarif itu, menyalahi ketentuan batas tarif maksimal.
"Awak MPU menolak, justru mengancam akan ikut mogok jalan kalau dipaksa harus menurunkan tarif," katanya, mengungkapkan.
Menurut dia, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi kondisi yang terjadi itu dan tidak bisa memberikan kepastian kapan bus Bojonegoro-Surabaya beroperasi kembali.
"Prinsipnya kalau demo di Tambak Osowilangun berakhir, bus jurusan Bojonegoro menuju Surabaya, akan jalan kembali," ujarnya.
Sebelum itu, ia menjelaskan, bus Bojonegoro-Surabaya yang jumlahnya sebanyak 312 bus berhenti beroperasional, setelah awak bus Semarang-Surabaya, mogok di terminal Tambak Osowilangun Surabaya, pada Rabu (2/5).
"Tujuan awak bus Semarang-Surabaya demo, untuk mengetahui terminal Tambak Osowilangun mampu tidak menampung semua bus Semarang-Surabaya dan Bojonegoro-Surabaya," katanya, mengungkapkan.
Menurut dia, demo para awak bus tersebut, dipicu kebijakan bus jurusan Semarang-Surabaya, yang jumlahnya sekitar 200 bus, tidak lagi berhenti di terminal Bungurasih Sidoarjo, namun berhenti di terminal Tambak Osowilangun, Surabaya, sejak 1 Mei.
Kebijakan itu, lanjutnya, merupakan keputusan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, yang prinsipnya mengembalikan arus bus dari arah utara yang semuanya berhenti di Tambak Osowilangun.
"Kebijakan dalam masalah terminal Tambak Osowilangun, ada pada Kotamadya Surabaya," jelasnya, menambahkan. (*).