Surabaya (ANTARA) - Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Koperasi industri tas dan koper (Intako) di Tanggulangin, Sidoarjo untuk berinovasi dalam memasarkan produknya.
"Saya melihat kondisi sentra UMKM di Tanggulangin ini dulunya sempat mengalami masa keemasan, namun sekarang berbeda. Padahal, harga barang yang dijual ini juga tidak mahal seperti dompet dari kulit asli yang dijual Rp58 ribu. Dompet ini, kalau dijual di luar harganya bisa sampai Rp1 juta," katanya.
Ia mengatakan, lokasi industri tas dan koper di Sidoarjo ini cukup strategis karena dikelilingi oleh kabupaten dan kota dengan penghasilan masyarakat yang cukup tinggi.
"Ada Pasuruan, Mojokerto, Gresik dan juga Surabaya. Ini yang harus dimanfaatkan dengan maksimal. Hal inilah yang kami dorong supaya mereka berduyun duyun untuk memanfaatkan sentra ini," tuturnya.
Terkait adanya kesulitan pembiayaan bagi pelaku UMKM tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak perbankan supaya mereschedule (mengatur ulang) pembayaran piutan tersebut.
"Kalau bisa kesulitan pembiayaan dengan cara hutang di bank tersebut bisa ditangani oleh bank BPR Delta Artha dengan bunga yang lebih rendah," katanya.
Ia mengatakan, segala upaya yang dilakukan ini untuk melindungi sentra UMKM tersebut tidak mati serta menyelamatkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja yang sudah bagus.
"Tentunya perlu peran serta dari pemerintah daerah setempat salah satunya dengan menata ulang lokasi pameran produk UMKM di Intako, serta membantu memasarkan produk perajin ini secara digital dalam market place yang sudah ada," katanya.
Ia mengatakan, dengan demikian diharapkan potensi dan hasil kerajinan yang dihasilkan oleh pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo ini bisa dipertahankan serta menyelamatkan tenaga kerja yang ada di dalamnya.
"Dorongan kepada masyarakat di Kabupaten Sidoarjo untuk membeli produk pelaku UMKM juga perlu ditingkatkan serta mengajak kepada pengusaha supaya mendorong pekerja mereka berbelanja di Intako tersebut," katanya.
Ketua Koperasi Intako Zainul Arifin mengatakan, saat ini kondisi penjualan di koperasi Intako cukup menurun.
"Awalnya terkena hantaman semburan lumpur Lapindo, kemudian terkena lagi COVID-19 serta sekarang ini daya beli masyarakat menurun karena banyak penjualan dalam jaringan (online)," katanya.