Mojokerto (ANTARA) - Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur menyebut terdapat dua kelurahan masing-masing Kelurahan Meri dan Kelurahan Purwotengah berhasil mencapai status nol atau zero stunting.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di Kota Mojokerto, Rabu, mengatakan dua kelurahan tersebut telah mencapai status zero stunting sejak akhir tahun 2024.
"Keberhasilan ini menjadi bukti nyata keseriusan Pemkot Mojokerto dalam percepatan penurunan dan pencegahan stunting secara berkelanjutan," katanya dalam kegiatan Penilaian Kinerja Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting yang digelar secara daring oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur, di Ruang Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto.
Ning Ita sapaan akrabnya mengatakan dari 18 kelurahan prevalensi stunting paling tinggi ada di Kelurahan Kedundung dengan persentase sebesar 2,10 persen dari total data stunting.
"Namun, di kelurahan ini merupakan yang paling besar dan jumlah penduduk paling banyak dibandingkan 17 kelurahan lainnya. Sedangkan yang paling kecil adalah kelurahan Kauman dengan persentase sebesar 1,02 persen," katanya.
Ia menyampaikan bahwa berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM) prevalensi stunting di Kota Mojokerto terus menunjukkan penurunan selama lima tahun terakhir.
Pada tahun 2020, kata dia, prevalensi stunting tercatat sebesar 7,71 persen turun menjadi 4,84 persen di 2021, 3,12 persen di 2022, 2,04 persen di 2023, dan berhasil ditekan hingga 1,54 persen pada 2024. Hingga bulan April 2025, angka tersebut bahkan kembali menurun menjadi 1,47 persen.
"Data ini menjadi valid karena ada aplikasi Gayatri yang memuat hasil posyandu baik balita, remaja maupun lansia, dan yang terakhir kita integrasikan dengan data pasien yang terintegrasi dengan puskesmas dan rumah sakit. Kemudian, didukung oleh lebih dari 1.600 kader motivator dimana setiap kader mengawasi 20-30 rumah. Sehingga, tahu persis bagaimana kondisi pada masing-masing lingkungan," tuturnya.
Berbagai inovasi juga dilakukan untuk percepatan penurunan stunting, di antaranya adalah Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Anak Stunting), Canting Gula Mojo (Cegah Stunting Gerak Unggul Pemeberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto). Berkate Pak Miang (Bersama Kader Asman Toga dan Akupresure Peduli Asi Eksklusif Demi Cegah Stunting), Pasupati (Peduli Stunting dan Pertumbuhan Balita Terintegrasi), Gemulai (Gerakan Pemantauan Ibu Hamil dan Bayi), Jarik Linting (Jaringan Kelompok Peduli Balita Stunting), Gentala (Gerakan Tuntaskan Stunting Melalui Layanan Terintegrasi Bersama).